Senin, 01 Juli 2013

Peran dan Upaya Kepsek dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru


PERAN DAN UPAYA KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya. Tanpa pendidikan, sebuah bangsa atau masyarakat tidak akan pernah mendapatkan kemajuannya sehingga menjadi bangsa atau masyarakat yang kurang atau bahkan tidak beradab. Karena itu, sebuah peradaban yang memberdayakan akan lahir dari suatu pola pendidikan dalam skala luas yang tepat guna dan efektif bagi konteks dan mampu menjawab segala tantangan zaman.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam mengemukakan bahwa “educational change depends on what teachers do and think…”. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do and think “. atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru .
Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen pendididikan peranan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan, kinerja atau prestasi kerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global.
Perkembangan global dan era informasi memacu bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena dengan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan di segala bidang sehingga diharapkan bangsa Indonesia dengan sumber daya manusianya dapat bersaing dengan bangsa lain yang lebih maju.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.
Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pembelajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tidak terjebak pada praktek pembelajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para siswanya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pembelajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.
Dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini adalah seorang pendidik yang professional, maka pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, yang diperlukan dalam membangun sebuah bangsa yang cerdas adalah para guru mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi tersebut akan dilepaskan atau digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Menurut McClelland dalam bukunya Malayu Hasibuan, energi yang dilepaskan karena didorong oleh: 1) kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, 2) harapan keberhasilannya, dan 3) nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Selanjutnnya menurut McClelland bahwa hal-hal yang memotivasi seseorang adalah : 1) kebutuhan akan prestasi, 2) kebutuhan akan afiliasi, dan 3) kebutuhan akan kekuasaan.
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah, sekiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik), (2) manajer; (3) administrator, (4) supervisor (penyelia), (5) leader (pemimpin), (6) pencipta iklim kerja, dan (7) wirausahawan. Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru .
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus mampu melakukan manajemen kepemimpinannya dengan baik. Kesuksesan kepemimpinan kepala sekolah dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam pendidikan formal juga perlu memiliki wawasan kedepan. Menurut Soebagio kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal yang terpenting bahwa melalui pendidikan kita menyiapkan tenaga-tenaga yang terampil, berkualitas, dan tenaga yang siap pakai memenuhi kebutuhan masyarakat bisnis dan industri serta masyarakat lainnya.
Pada dasarnya kepala sekolah melakukan tiga fungsi sebagai berikut yaitu: membantu para guru memahami, memilih, dan merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai, menggerakkan para guru, para karyawan, para siswa, dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikan di sekolah, menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, nyaman sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.
Dengan demikian bagi kepala sekolah dalam memotivasi guru hendaknya menyediakan peralatan, membuat suasana kerja yang menyenangkan, dan memberikan kesempatan promosi/kenaikan pangkat, memberi imbalan yang layak baik dari segi moneter maupun non moneter. Di samping guru sendiri harus mempunyai daya dorong yang berasal dari dalam dirinya untuk berprestasi dalam karirnya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih agar tujuan sekolah (tujuan pendidikan) dapat tercapai.
Dari beberapa pendapat tersebut menunjukkan betapa pentingnya kepala sekolah sebagai sosok pimpinan yang diharapkan dapat mewujudkan harapan bangsa. Oleh Karena itu diperlukan seorang kepala sekolah yang mempunyai wawasan kedepan dan kemampuan yang memadai dalam menggerakkan organisasi sekolah.
Dalam peranannya sebagai seorang pendidik, kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan, dan meningkatkan nilai mental, moral, fisik dan artistik kepada para guru atau tenaga fungsional yang lainnya, tenaga administrasi (staf) dan kelompok para siswa atau peserta didik. Untuk menanamkan peranannya ini kepala sekolah harus menunjukkan sikap persuasif dan keteladanan. Sikap persuasif dan keteladanan inilah yang akan mewarnai kepemimpinan termasuk di dalamnya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru yang ada di sekolah tersebut. Kepala sekolah sebagai edukator, supervisor, motivator yang harus melaksanakan pembinaan kepada para karyawan, dan para guru di sekolah yang dipimpinnya karena faktor manusia merupakan faktor sentral yang menentukan seluruh gerak aktivitas suatu organisasi, walau secanggih apapun teknologi yang digunakan tetap faktor manusia yang menentukannya.
Faktor manusia inilah yang tetap menempatkan seorang pendidik ke dalam kompetensi guru yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Menurut Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu : (1) Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya; (2) Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas; (3) Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani.
Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : (1) Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; (2) Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan; (3) Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar; (4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah sangatlah berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi guru.
  
DAFTAR PUSTAKA

Ariffudin. 2012. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. http://abdillahfaizun.blogspot.com/2012/12/peran-kepemimpinan-kepala-sekolah-dalam.html. (Diunduh pada tanggal 27 Mei 2013).
Depdiknas. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya. 2006.
Henry Simamora. 2000.  Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta; Bagian Penerbitan STIE YKPN, h. 10.
Malayu Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bina Aksara, h. 163.
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. http://www.depdiknas.go.id/ inlink..
Soebagio Atmadiwiryo. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadirya, h.161.








Buku Panduan Menyunting Paragraf Deskriptif


BUKU PANDUAN MENYUNTING PARAGRAF DESKRIPTIF

PRAKATA

            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberi rahmat serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan buku panduan menyunting. Buku panduan ini diperuntukkan bagi siswa-siswa SMA khususnya kelas X. Tersusunnya buku ini bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar menyunting khususnya menyunting paragraf deskriptif. Buku panduan ini berguna bagi siswa dalam kegiatan belajar yang  aktif dan menyenangkan sehingga mampu mencapai keberhasilian.
            Buku panduan menyunting ini ditulis berdasarkan pada kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam kurikulum yang sesuai dengan KTSP.  Penulis juga menyadari bahwa penulisan buku panduan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menyadari perlunya kritik dan saran dari para pembaca dan semua pihak yang terkait demi kesempurnaan dan perkembangan yang selanjutnya.
            Semoga usaha penulis dalam menyusun buku panduan menyunting ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang merupakan sumbangsih kami dalam upaya meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Penulis berharap buku panduan ini dapat membantu siswa-siswa SMA dalam belajar menyunting. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya buku panduan ini di tengah-tengah kita.

Penulis

DAFTAR ISI


PRAKATA………………………………………………………………………..........       i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..        ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..        1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………      
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………….       
1.3 Deskripsi Singkat……………………………………………………………………      
1.4 Peta Konsep…………………………………………………………………………      
1.5 Petunjuk Mempelajari Materi………………………………………………………..      

BAB II MATERI DAN ISI……………………………………………………………      
2.1 Kompetensi…………………………………………………………………….........      
2.2 Materi Pokok ……………………………………………………………………….
2.3 Uraian Materi .........................................……………………………………………
2.4 Rangkuman………………………………………………………………………….      
2.5 Latihan-latihan……………………………………………………………………….     
2.6 Refleksi………………………………………………………………………………     
2.7 Tes madiri……………………………………………………………………………      
2.8 Uji terampil…………………………………………………………………………..                 
  
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….     
3.1 Ringkasan Singkat……………………………………………………………………     
3.2 Soal-soal Evaluasi…………………………………………………………………….     
3.3 Kunci  Jawaban………………………………………………………………………     

GLOSARIUM………………………………………………………………………….      
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….      
LAMPIRAN……………………………………………………………………………      
  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
                 Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif, untuk itu perlu adanya mendapat prioritas dari proses kematangan belajar dan berlatih. Hal ini disebabkan oleh keterampilan menulis yang menuntut ketuntasan dalam ketepatan struktur dan kebakuan struktur. Pemakaian ejaan serta komposisi yang baik dalam bentuk pengembangan paragraf yang benar juga diperlukan dalam sebuah tulisan.
                 Pentingnya kemampuan siswa dalam menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif, bertujuan agar siswa dapat menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk paragraf deskriptif. Untuk menuangkan pikiran dan perasaan siswa ke dalam bahasa tulis sangat dibutuhkan kinerja otak secara terarah dan mendalam. Antara otak kiri dan otak kanan harus bekerja secara seimbang agar siswa dapat merangkai kata menjadi kalimat, kemudian menjalin kalimat demi kalimat untuk menjadikannya sebuah paragraf deskriptif.
                 Dalam hal ini siswa melukiskan hasil pengindraan dari objek yang diobservasi ke dalam bentuk tulisan diperlukan pengamatan yang mendalam dari berbagai sudut. Kondisi dari objek yang diobservasi inilah yang menjadi dasar penulisan paragraf deskriptif. Pelukisan suatu objek tersebut diharapkan dapat tergambarkan seluruhnya pada penulisan paragraf deskriptif tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk meningkatkan daya imajinasi siswa agar siswa dapat berpikir lebih kreatif.
                 Setelah siswa dapat melukiskan hasil pengindraan dalam bentuk tulisan yang dibantu oleh daya imajinasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyuntingan terhadap tulisan sendiri. Penggunaan ejaan di dalam menulis paragraf deskriptif harus diperhatikan dan disesuaikan dengan EYD. Dalam proses menulis paragraf deskriptif, kali pertama yang harus disoroti penggunaan ejaannya adalah penulisan huruf kapital  dan pemakaian tanda baca.
                 Jika siswa sudah dapat menyunting tulisannya sendiri dengan benar, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menyunting hasil tulisan temannya. Jadi, setelah siswa selesai menulis dan menyunting tulisannya sendiri, siswa dapat menukar hasil pekerjaannya kepada teman sebelahnya untuk dikoreksi. Bila semua hal sudah terpenuhi, maka tujuan dari kompetensi dasar yang ingin dicapai sudah dapat berhasil guna bagi guru dan siswa.

1.2 Tujuan
                 Buku panduan menyunting ini diharapkan dapat memandu siswa-siswa SMA untuk belajar tentang kompetensi menyunting. Oleh karena itu, setelah mempelajari buku panduan ini, diharapkan siswa-siswa dapat:
1)      Menjelaskan hakikat menyunting.
2)      Menguasai tanda-tanda dalam menyunting.
3)      Dapat menyunting tulisan sendiri.
4)      Dapat menyunting tulisan teman sebangku.
5)      Dapat menyunting beberapa tulisan paragraf deskriptif.

1.3 Deskripsi Singkat
                 Buku panduan menyunting ini merupakan buku panduan menyunting bagi siswa-siswa SMA khususnya siswa kelas X. Secara singkat buku ini berisi tentang materi menulis paragraf deskriptif  sekaligus dengan cara menyunting paragraf yang telah ditulis, baik ditulis sendiri maupun ditulis oleh teman.
                 Pertama-pertama bab ini menjelaskan tentang latar belakang pentingnya mempelajari materi menulis paragraf deskriptif dan cara menyunting tulisan dengan baik. Selanjutnya, menguraikan tentang tujuan mempelajari menyunting serta petunjuk dalam mempelajari materi yang akan diuraikan pada buku panduan menyunting ini.
                 Selain itu, buku ini juga menjelaskan sedikit tentang materi menulis deskriptif yang kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan menyunting tulisan. Bila siswa masih merasa kesulitan, maka diadakan remidi dengan merefleksi tugas yang telah dikerjakan. Sedangkan jika siswa sudah dapat mengguasai materi, maka dilanjutkan dengan tes madiri dan uji terampil.

1.4 Peta Konsep
Kerjakan latihan-latihan
 
 

Ada kesulitan
 



Kerjakan uji kompetensi
 
Pelajari materi selanjutnya jika telah menemukan titik temu
 
                                                                                                     Belum mencapai target                                                                                                                                                 
Diskusikan dengan teman atau guru
 
                                                                
                                                                                                      

Remidi
 
 


Pelajari materi, latihan, uji terampil selanjutnya
 
                 Hasil sesuai target

                   


Bagan Peta Konsep
1.5 Petunjuk Mempelajari Materi
                 Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari buku panduan ini, maka siswa-siswa harus mengikuti beberapa petunjuk berikut ini.
1)      Siswa hendaknya membaca bagian pendahuluan dan tujuan terlebih dahulu yang terdapat pada awal bagian buku.
2)      Bacalah kompetensi yang ingin dicapai kemudian pahami beserta indikator-indikatornya agar kompetensi dapat tercapai dengan baik.
3)      Pahami materi pokok yang akan dipelajari dengan seksama, agar dapat mengerjakan latihan-latihan selanjutnya.
4)      Bacalah sekali lagi rangkuman yang merupakan sajian singkat materi. Hal ini bertujuan untuk memperdalam materi yang telah dipelajari.
5)      Kerjakan latihan-latihan yang terdapat pada buku untuk lebih memperdalam penguasaan materi.
6)      Setelah selesai mengerjakan latihan yang ada di buku, hasilnya kemudian dicermati lagi sambil memperlajari paparan refleksi. Agar kemantapan kompetensi siswa dapat tercapai dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah kerjakan uji terampil.
7)      Apabila dalam mengerjakan uji terampil masih menemukan kesulitan, sebaiknya didiskusikan dengan teman sebangku Anda untuk menemukan titik temu. Jika kesulitan sudah dapat teratasi, maka pelajari materi yang selanjutnya.
8)      Pelajari lebih mendalam tentang materi pokok secara cermat dan teliti untuk mengerjakan bagian uji kompetensi selanjutnya yang telah disiapkan.
9)      Jika hasil yang dicapai belum mencapai target yang diinginkan, maka lakukanlah remidi dengan jalan mempelajari lagi materi dan berdiskusi dengan teman sebangku atau dengan guru yang mengajar. Namun, jika hasil yang dipeoleh telah mencapai target ketuntasan kompetensi dapat dilanjutkan pada bagian materi selanjutnya.
Oval: aku menulis bukan karena aku memahami dunia
melainkan karena aku tak pernah memahaminya
(Gerald Murnane)
 





BAB II
MATERI DAN LATIHAN

2.1 Kompetensi
1)      Standar Kompetensi: Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif).
2)      Kompetensi Dasar: Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.
3)      Indikator:
·         Menunjukkan karakteristik paragraf deskriptif.
·         Mengungkapkan pikiran dalam bentuk paragraf deskriptif.
·         Menulis paragraf deskriptif tentang benda atau manusia berdasarkan hasil pengamatan (observasi).
·         Menulis paragraf deskriptif berdasarkan topik tertentu.
·         Menyunting paragraf deskriptif tulisan sendiri.
·         Menyunting paragraf deskriptif tulisan teman.

2.2 Materi pokok
1)      Contoh paragraf deskrptif.
2)      Ciri-ciri paragraf deskriptif.
3)      Pengertian paragraf deskriptif.
4)      Pola pengembangan paragraf deskriptif.
5)      Macam-macam deskripsi.
6)      Pendekatan deskripsi.
7)      Konsep menyunting tulisan.
                                    
2.3 Uraian Materi
1)      Contoh Paragraf Deskrptif.
Contoh 1
Amatilah contoh paragraf deskriptif di bawah ini, cermati pemakaian huruf dan pemenggalan kata dan kemudian identifikasi ciri-ciri paragraf deskriptif!
Hamparan perma dani hijo terbentang luas. sawah berundak-undak menjadi pengairan berjalan lebih mudah. Sepanjang tepi Sawah di penuhi oleh pohon pisang yang melambai lambai. Dari undakan sawah, yang paling bawah masih dalam proses pengolahan. Tanah berwarna coklat dan penuh dengan air. Nampak seorang petani sedang membajak sawahnya. Tangan kanan nya memegang cambuk untuk mengendalikan kerbau-kerbaunya.
           

Suntingan
Hamparan perma dani hijo terbentang luas. sawah berundak-undak menjadi pengairan berjalan lebih mudah. Sepanjang tepi Sawah di penuhi oleh pohon pisang yang melambai lambai. Dari undakan sawah, yang paling bawah masih dalam proses pengolahan. Tanah berwarna coklat dan penuh dengan air. Nampak seorang petani sedang membajak sawahnya. Tangan kanan nya memegang cambuk untuk mengendalikan kerbau-kerbaunya.

            Perbaikan
Hamparan permadani hijau terbentang luas. Sawah berundak-undak menjadikan pengairan berjalan lebih mudah. Sepanjang tepi sawah dipenuhi oleh pohon pisang yang melambai-lambai. Dari undakan sawah, yang paling bawah masih dalam proses pengolahan. Tanah berwarna cokelat dan penuh dengan air. Terlihat seorang petani sedang membajak sawah. Tangan kanannya memegang cambuk untuk mengendalikan kerbau-kerbaunya.

Setelah kita mengetahui contoh paragraf deskriptif di atas, maka kita dapat merumuskan ciri-ciri paragraf deskriptif.

2)      Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif.
·         Memberi informasi yang faktual.
·         Menggunakan pendekatan objektif bukan pendekatan subjektif.
·         Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas.
·         Cakupan pemerian objek yang dilukiskan sangat lengkap dan kompleks.

3)      Pengertian Paragraf Deskriptif.
            Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Menurut Keraf (1995: 16) wacana deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang, atau sensasi.
            Menurut Sudiati dan Widyamartayasa (2005: 57), paragraf yang beretorika deskripsi itu dapat kita sebut paragraf deskripsi atau lukisan. Deskripsi tidak hanya dipakai untuk menggambarkan barang maujud, tetapi juga menggambarkan barang-barang yang tak maujud dan yang kompleks.
            Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesutau sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno dan Yunus 2007: 4.6).
            Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa paragraf deskripsi merupakan jenis paragraf yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek (orang, tempat, binatang, bangunan, barang, dan pemandangan) seperti keadaan yang sebenarnya melalui pancaindra ke dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut juga melibatkan perasaan dari penulis, sehingga pembaca merasa terlibat dalam peristiwa atau objek yang sedang diuraikan oleh penulis.

4)      Pola Pengembangan Paragraf Deskriptif.
a)      Pola Pengembangan Pengamatan (observasi)
Paragraf deskripsi pengamatan dikembangkan dengan melukiskan pengamatan terhadap objek yang akan dideskripsikan. Pembaca seolah-olah dapat melihat atau megalami sendiri tentang objek yang sedang dilukiskan.
            Contoh 2
            setiap sore di desa adem terlihat awan mendung menggantung. awan mendung di desa tersebut di anggap pertanda akan turun hujan. awan bergulung-gulung tertiup angin dari arahselatan. Ada yang bersatu dengan awan lain. ada juga yang berpencar.
Tak lama kemudian petirpun menyambar hebat. Setelah itu, hujanpun turun. Hujan
turun dengan sangat deras sekali. Airpun menggenang dimana-mana. Rupanya peresapan air kedalam tanah semakin berkurang akibat betonisasi
.


Suntingan
             setiap sore di desa adem terlihat awan mendung menggantung. awan mendung di desa tersebut di anggap pertanda akan turun hujan. awan bergulung-gulung tertiup angin dari arahselatan. Ada yang bersatu dengan awan lain. ada juga yang berpencar.
Tak lama kemudian petirpun menyambar hebat. Setelah itu, hujanpun turun. Hujan
turun dengan sangat deras sekali. Airpun menggenang dimana-mana. Rupanya peresapan air kedalam tanah semakin berkurang akibat betonisasi
.

Perbaikan
            Setiap sore di Desa Adem terlihat awan mendung menggantung. Awan mendung di desa tersebut dianggap pertanda akan turun hujan. Awan bergulung-gulung tertiup angin dari arah selatan. Ada yang bersatu dengan awan lain, ada juga yang berpencar.
Tidak lama kemudian petir pun menyambar hebat. Setelah itu, hujan pun turun. Hujan
turun dengan sangat deras. Air pun menggenang di mana-mana. Rupanya peresapan air ke dalam tanah semakin berkurang akibat betonisasi
.

b)      Pola Pengembangan Fokus
Paragraf deskripsi fokus dikembangkan dengan menonjolkan suatu bagian objek yang dideskripsikan. Perhatian pembaca atau pendengar terfokus pada bagian objek yang dideskripsikan. Paragraf ini menggunakan pilihan kata atau kalimat yang tepat dan menarik perhatian pembaca atau pendengar.
            Contoh 3
                Suasana pagi hari di TAMAN WISATA KALIURANG sangatlah sejuk. Kicau burung perkutut bersahut-sahutan menjadikan hati semakin menjadi senang. semilir angin yang sepoi-sepoi menambah sejuknya udara pagi. Warnawarni bunga yang ada ditaman membuat orang betah duduk, Sebab terasa sangat enak dan nyaman. Taman tersebut di hiasi berbagai jenis pepohonan yang umurnya sudah layak tebang. Taman itu juga di hiasi beberapa patung-patung BANGAU PUTIH. Beberapa patung-patung itu nampak sangat unik. Di tengah-tengah taman terdapat sebuah kolam. Di tengah kolam terdapat Air Mancur yang keluar dari 3 arah yang berlainan. Aneka mainan anak-anak turut melengkapi TAMAN WISATA KALIURANG pada pagi itu.

Suntingan
            Suasana pagi hari di TAMAN WISATA KALIURANG sangatlah sejuk. Kicau burung perkutut bersahut-sahutan menjadikan hati semakin menjadi senang. semilir angin yang sepoi-sepoi menambah sejuknya udara pagi. Warnawarni bunga yang ada ditaman membuat orang betah duduk, Sebab terasa sangat enak dan nyaman. Taman tersebut di hiasi berbagai jenis pepohonan yang umurnya sudah layak tebang. Taman itu juga di hiasi beberapa patung-patung BANGAU PUTIH. Beberapa patung-patung itu nampak sangat unik. Di tengah-tengah taman terdapat sebuah kolam. Di tengah kolam terdapat Air Mancur yang keluar dari 3 arah yang berlainan. Aneka mainan anak-anak turut melengkapi TAMAN WISATA KALIURANG pada pagi itu.

            Perbaikan
            Suasana pagi hari di Taman Wisata Kaliurang sangatlah sejuk. Kicau burung perkutut bersahut-sahutan menjadikan hati semakin menjadi senang. Semilir angin yang sepoi-sepoi menambah sejuknya udara pagi. Warna-warni bunga yang ada di taman membuat orang betah duduk, sebab terasa sangat enak dan nyaman. Taman tersebut dihiasi berbagai jenis pohon yang umurnya sudah layak tebang. Taman itu juga dihiasi beberapa patung bangau putih. Patung-patung itu terlihat sangat unik. Di tengah-tengah taman terdapat sebuah kolam. Di tengah kolam terdapat air mancur yang keluar dari tiga arah yang berlainan. Aneka mainan anak-anak turut melengkapi Taman Wisata Kaliurang pada pagi hari itu.
Rounded Rectangle: “Hal terbaik di dunia ini bukanlah tempat di mana kita berpijak, tetapi kea rah mana kita melangkah” (Oliver W. Holmes).                                               

5)      Macam-Macam Deskripsi.
a)      Deskripsi Keadaan Fisik
Deskripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini bersifat objektif.
b)      Deskripsi Keadaan Sekitar
Deskripsi keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman, dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak seseorang.
c)      Deskripsi Watak Tokoh atau Tingkah Perbuatan
Mendeskripsikan watak seseorang dengan menafsirkan tabir yang terkandung dibalik fisik manusia. Kita harus mampu mengidentifikasi unsur-unsur dan kepribadian seseorang tokoh dengan cermat dan teliti.
d)     Deskripsi Gagasan-gagasan Tokoh
Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada saat itu. Pancaindra merupakan penggambaran gagasan atau ide dari seseorang.

6)      Pendekatan Deskripsi.
a)      Pendekatan Ekspositoris
Pendekatan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut melihat atau merasakan objek yang dideskripsikan. Karangan jenis ini berisi daftar detail sesuatu yang secara lengkap atau agak lengkap sehingga pembaca dengan penalarannya dapat memperoleh kesan keseluruhan tentang sesuatu.
b)      Pendekatan Impresionoistik
Tujuan deskripsi impresionistik ialah untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca ataupun kesan dari pembaca. Pendekatan ini juga ditentukan oleh kesan yang diinginkan oleh pembacanya.

c)      Pendekatan menurut sikap pengarang
Pendekatan ini sangat bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat, objek, serta pembaca deskripsinya. Pengarang harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan oleh pengarang.

7)      Konsep Menyunting Tulisan.
            Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan, dan kebenaran materi (isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995: 1; Rifai 1997; Erneste 1995; Hartono 2004: 6).
            Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: 1)isi, 2)organisasi, 3)bahasa (Hartono 2004: 6).
            Menyunting yang cocok dengan penerbitan buku adalah pengertian yang menyiapkan naskah untuk siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat) (Eneste 2005: 8). Oleh karena itu tugas penyunting dapat diperinci sebagai berikut.
a)      Menyuting naskah dari segi kebahasaan (ejaan ,diksi, struktur kalimat).
b)      Memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis/pengarang.
c)      Membuat naskah enak dibaca dan tidak membuat pembaca bingung (memperhatikan keterbacaan naskah).
d)     Membaca dan mengoreksi cetak coba (pruf).
      Adapun kode etik dalam menyunting naskah, yaitu sebagai berikut.
a)      Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah.
b)      Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
c)      Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
d)     Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
e)      Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
f)       Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah disuntingnya.

2.4 Rangkuman
            Menulis paragraf deskriptif adalah menulis sebuah paragraf yang melukiskan, menggambarkan, atau mendeskripsikan secara tepat dan objektif mengenai objek seperti pada keadaan yang sebenarnya tanpa menghiraukan pendapat pribadi seorang penulis dengan kata-kata secara jelas dan terinci. Objek yang dikembangkan dalam menulis paragraf deskriptif biasanya berhubungan dengan ruang dan waktu.
Ciri-ciri paragraf deskriptif diantaranya yaitu memberi informasi yang faktual, menggunakan pendekatan objektif bukan pendekatan subjektif, menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas, dan cakupan pemerian objek yang dilukiskan sangat lengkap dan kompleks.
Macam-macam paragraf deskriptif meliputi deskripsi keadaan fisik, deskripsi keadaan sekitar, deskripsi watak atau tingkah perbuatan, dan deskripsi gagasan-gagasan tokoh. Sedangkan pola pengembangan paragraf deskriptif ada dua yakni, pola pengembangan pengamatan dan pola pengembangan fokus. Selain itu terdapat pula pendekatan deskripsi yaitu, pendekatan ekspositoris, pendekatan impresionistik, dan pendekatan menurut sikap pengarang.
Konsep menyunting adalah memperbaiki tulisan atau naskah yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Menyunting yang cocok dengan penerbitan buku adalah pengertian yang menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

2.5 Latihan
            Cermatilah contoh 1 dan 2 di atas, kemudian kerjakanlah latihan-latihan yang ada di bawah ini, perbaikilah paragraf deskriptif dengan cara mengubah ejaan yang salah, pemakaian huruf kapital, dan penulisan tanda baca. Kerjakan dengan cermat, teliti dan seksama. Selamat mengerjakan!
Latihan 1
            Sungai ciliwung terletak dikota Jakarta. Air Sungai ini berwarna hijau kehitam-hitaman. Disepanjang tepi sungai banyak di penuhi oleh tumpukan sampah yang sudah membusuk. Lalat-lalatpun beterbangan dan hinggap ditumpukan sampah tersebut. Tumpukan sampah-sampah itu lalat beterbangan di atasnya kemudian berkeliaran disekitar perumahan warga dan membawa berbagai timbul penyakit. Bau yang tak enak menyebar dari onggokan sampah terbawa angin dan masuk keperkampungan warga disepanjang sungai ciliwung. Dari radius jarak 1 meter bau busuk sudah sangat menyengat sekali hidung bila sedang berjalan melewati sungai ciliwung.
Latihan 2
            Setiap hari dipasar KLIWON sampah-sampah menumpuk dipojok kanan pasar. Sudah 3 hari ini petugas tidak mengambil sampah sisa pembuangan dari ruko-ruko dipasar tsb. Tumpukansampah itu sekarang hampir menyerupai seperti bukit yang sangat-sangat menjijikkan. Ketinggiannyapun sekitar enam meter dan hampir menutupi gedung yang ada di sebelahnya. Bau yang tidak sedap itu sudah tercium dari jarak dua puluh meter. Dada yang sedang menghirup udara segar akan terasa sesak dan ingin muntah saja ketika mencium bau dari sampah-sampah itu.
Latihan 3
            Taman disekitar rumah ku sungguh sangat asri dan nyaman. Tanaman yang tumbuh ditaman ku ini membawa kesejukan dan keindahan yang alami dan tidak dibuwat-buwat. Lebih-lebih tanaman bunga yang berada tepat didepan pintu masuk, sangat enak dipandang mata telanjang. Bunga yang didekat pancuran itu memang sangat besar, lebih besar dari bunga matahari namun bunga tersebut bertangkai pendek. Bunga itu mirip sekali dengan bunga Raflesia, orang Jawa biasanya menyebutnya bunga bangkai, sebab baunya yang tidak sedap. Akan tetapi, bunga yang didekat pancuran itu aroma-nya wangi sekali, seperti wangi bunga mawar dan melati. Gemericik pancuran menambah kesan keindahan yang alami. Rasanya tak akan bosan jika berada didekat taman bunga ku itu.
Pada latihan 1, 2, dan 3 di atas, temukanlah ketidaktepatan pemakaian tanda baca dan perbaikannya yang terdapat pada paragraf-paragraf tersebut! Kemudian catatlah ketidaktepatan tersebut pada tabel yang telah disediakan berikut!
No
Ketidaktepatan
Perbaikan

1
2
3
4
5

…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….

…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….

2.6 Refleksi
Catatlah kemajuan Anda yang telah berhasil dalam mengerjakan tugas menyunting paragraf deskriptif dengan mengoreksi tanda baca dan kemudian kemukakan saran-saran sebagai acuan untuk belajar pada materi yang selanjutnya.
 





2.7 Tes Mandiri
Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kamu ketahui
tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri
itulah yang kulakukan (J.K. Rowling).


Perbaikilah kesalahan-kesalahan yang terdapat pada paragraf deskriptif berikut dan padukanlah paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya!
Latihan 4
Musim Tanam Padi
            Pada pagi hari ini cuaca sangat cerah, apalagi di desa pedawang, kecamatan mejobo, kabupaten kudus. Ditengah sawah terlihat hamparan padi menguning telah siap di panen. Pada sawah disebelahnya nampak beberapa petani mulai mengolah tanah dengan traktor. Sawahpun di aliri air agar supaya tanah menjadi gembur dan subur. Harapan tersebut terlihat begitu jelas dari semangat para petani yang penuh dan berkobar-kobar penuh dengan peluh keringat yang membasahi badan. Mereka di temani oleh isterinya masing-masing yang telah setia untuk menyiapkan bekal untuk makan siang.
            Tak terduga parapemuda juga ikut turuntangan menebar benih padi yang telah di pilih sebagai benih yang unggul. Musim tanam padi memang musim yang telah ditunggu-tunggu oleh para petani. Mereka sangat senang sekali menyambut musim tanam padi setelah sebelumnya memanen padi yang telah menguning.
Hal yang sangat indah di pandang mata adalah mereka bergotongroyong dalam menanam padi, tugas telah di bagi menurut keahlian profesionalitas dan kemampuannya masing-masing.
Pada latihan 4 di atas, temukanlah ketidaktepatan pemakaian tanda baca, tulislah perbaikannya, serta padukanlah paragraf-paragraf yang terdapat pada tulisan tersebut. Kemudian catatlah ketidaktepatan tersebut pada tabel yang telah disediakan berikut!
No
Ketidaktepatan
Perbaikan

1
2
3
4
5

…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….

…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….

            Setelah mengerjakan latihan 4, kemudian renungkanlah apa yang telah Anda lakukan! Bagaimanakah kemampuan Anda dalam menyunting paragraf  deskriptif? Apakah Anda telah menguasai semua materi menyunting dan mempraktekannya dengan tepat dan benar? Kemukakanlah pendapat Anda sendiri!








Cloud Callout: Jika tidak bisa menjadi orang pandai
Cobalah menjadi orang yang berani
(Eudora Welty)



Jika tidak bisa menjadi orang pandai
Cobalah menjadi orang yang berani
(Eudora Welty)


Eudora Welty)

2.8 Uji Terampil




            Kerjakanlah latihan 5 berikut! Kemudian ubahlah jika masih terdapat dengan ejaan yang salah, pemakaian huruf kapital, dan penulisan tanda baca yang belum sesuai dengan kaidah  bahasa Indonesia! Kerjakan dengan cermat, teliti dan seksama. Selamat mengerjakan!
Latihan 5
Hidup di Waktu Malam
            Pagi dan siang hari, kota Tarakan mirip sebuah wilayah yang mati. Setiap orang sibuk bekerja di tempat mereka dengan pekerjaan masing-masing. Walhasil, jalanan seperti lenggang. Kalau pun ada lalu lalang, jumlahnya tak seperti yang kita jumpai pada kota-kota di Jawa. Dan memang, keramaian hanya terjadi di bandara atau pelabuhan. Itu pun hanya pada jam-jam tertentu.
            Menjelang sore, geliat kehidupan mulai tampak di kota tersebut. Warga  kota mulai memadati ruang-ruang public. Taman Oval, yaitu taman kota yang didesain bebentuk oval menjadi favorit warga yang ingin bersantai, melepas penat setelah seharian bekerja, atau menikmati kecerahan suasana sore hari bersama keluarga.
            Pusat kota pun mulai terlihat hidup. Ini dia keunikan Tarakan. Jangan pernah belanja pagi atau siang hari karena hanya akan menemui beberapa toko yang buka.
            …………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
(Suara Merdeka, Minggu 19 April 2009)

Pada latihan 5 di atas, temukanlah ketidaktepatan pemakaian tanda baca, tulislah perbaikannya, serta padukanlah paragraf yang terdapat pada tulisan tersebut. Kemudian catatlah ketidaktepatan tersebut pada tabel yang telah disediakan berikut!
No
Ketidaktepatan
Perbaikan

1
2
3
4
5

…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….

…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….

Setelah mengerjakan latihan 5, catatlah kemajuan yang Anda raih selama belajar menyunting. Tulislah saran-saran untuk belajar pada materi yang selanjutnya!
 
                                               
 






BAB III
PENUTUP

3.1 Ringkasan Singkat
            Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif, untuk itu perlu adanya mendapat prioritas dari proses kematangan belajar dan berlatih. Hal ini disebabkan oleh keterampilan menulis yang menuntut ketuntasan dalam ketepatan struktur dan kebakuan struktur. Pemakaian ejaan serta komposisi yang baik dalam bentuk pengembangan paragraf yang benar juga diperlukan dalam sebuah tulisan.
            Pentingnya kemampuan siswa dalam menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif, bertujuan agar siswa dapat menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Setelah siswa dapat melukiskan hasil pengindraan dalam bentuk tulisan yang dibantu oleh daya imajinasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyuntingan terhadap tulisan sendiri. Penggunaan ejaan di dalam menulis paragraf deskriptif harus diperhatikan dan disesuaikan dengan EYD. Dalam proses menulis paragraf deskriptif, kali pertama yang harus disoroti penggunaan ejaannya adalah penulisan huruf kapital  dan pemakaian tanda baca.
            Menulis paragraf deskriptif adalah menulis sebuah paragraf yang melukiskan, menggambarkan, atau mendeskripsikan secara tepat dan objektif mengenai objek seperti pada keadaan yang sebenarnya tanpa menghiraukan pendapat pribadi seorang penulis dengan kata-kata secara jelas dan terinci. Objek yang dikembangkan dalam menulis paragraf deskriptif biasanya berhubungan dengan ruang dan waktu.
            Ciri-ciri paragraf deskriptif diantaranya yaitu memberi informasi yang faktual, menggunakan pendekatan objektif bukan pendekatan subjektif, menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas, dan cakupan pemerian objek yang dilukiskan sangat lengkap dan kompleks.
            Macam-macam paragraf deskriptif meliputi deskripsi keadaan fisik, deskripsi keadaan sekitar, deskripsi watak atau tingkah perbuatan, dan deskripsi gagasan-gagasan tokoh. Sedangkan pola pengembangan paragraf deskriptif ada dua yakni, pola pengembangan pengamatan dan pola pengembangan fokus. Selain itu terdapat pula pendekatan deskripsi yaitu, pendekatan ekspositoris, pendekatan impresionistik, dan pendekatan menurut sikap pengarang.
            Konsep menyunting adalah memperbaiki tulisan atau naskah yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Menyunting yang cocok dengan penerbitan buku adalah pengertian yang menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

3.2 Soal-soal Evaluasi
Latihan 6
Senyum Nelayan Bagang Pantai Tambaklorok
            Tanpa ragu Joko Kembar terus melilitkan tali mengaitkan antarbambu. Anak sekitar 14 tahun itu tengah menyelesaikan bagang terapung yang siap ditarik ke tengah laut, Selasa (14/4).
            Sesekali Joko atau lebih akrab dipanggil tuyul oleh rekannya menyelam, lalu muncul dengan menarik bamboo ditautkan ke bamboo yang lainnya. Di depan dia ada Tasrian, Abu dan Korin yang masih satu kerabat dengan tuyul semuanya warga RT 03 RW 13 Tambak Lorok, Semarang.
            Mereka juga tengah merampungkan bagang dengan menalikan bamboo petung dengan nilon besar dirangkai menjadi bentuk bujur sangkar ukuran panjang 12 meter, lebar 12 meter dan tinggi 4 meter. Pada bagian bawah dipasang drum agar bagang bisa mengapung dan berfungsi sebagai kaki-kaki. Bagian atas ada gubuk untuk para nelayan menunggu atau menarik jarring.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
(Suara Merdeka, Minggu 19 April 2009)

Latihan 7
“Rumah ku”
Rumahku beralamat di desa Garung lor kaliwungu, kudus. Tepatnya di depan SD 03 Garung Lor. Rumahku menghadap ke barat. Rumahku mempunyai luas tanah sebesar ±100 m. Dan mempunyai halaman depan yang tidak terlalu luas.
Rumahku mempunyai beberapa ruangan, diantaranya, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang makan, empat kamar tidur, dua kamar mandi, dapur, garasi dan gudang.
Dinding luar rumahku dicat warna hijau dan dipadu dengan keramik berwarna merah muda. Dan dinding bagian dalam rumahku di beri cat warna putih, biru dan hijau muda.
Di dalam rumahku juga terdapat berbagai hiasan-hiasan, seperti keramik-keramik dan banyak juga hiasan bunga-bunga buatan yang diletakkan di dalam vas. Dinding-dinding di dalam rumahku juga banyak terdapat hiasan-hiasan dinding sperti lukisan-lukisan, dan gambaran-gambaran, ada juga yang gambar dari kristik.
Di Halaman depan rumahku terdapat banyak sekali tanaman baik bunga ataupun buah. diantaranya buah naga, apokat, rambutan, apel, dan tumbuhan lainnya. Di halaman belakang rumahku juga terdapat banyak sekali tumbuh-tumbuhan. tumbuhan buah, bunga, ataupun sayur-sayuran, diantaranya pohon mangga, pisang, jambu, cermai, bayam, dan yang lain.

 





3.3 Kunci  Jawaban
Suntingan
Latihan 1
Sungai ciliwung terletak dikota Jakarta. Air Sungai ini berwarna hijau kehitam-hitaman. Disepanjang tepi sungai banyak di penuhi oleh tumpukan sampah yang sudah membusuk. Lalat-lalatpun beterbangan dan hinggap ditumpukan sampah tersebut. Tumpukan sampah-sampah itu lalat beterbangan di atasnya kemudian berkeliaran disekitar perumahan warga dan membawa berbagai timbul penyakit. Bau yang tak enak menyebar dari onggokan sampah terbawa angin dan masuk keperkampungan warga disepanjang sungai ciliwung. Dari radius jarak 1 meter bau busuk sudah sangat menyengat sekali hidung bila sedang berjalan melewati sungai ciliwung.
Latihan 2
Setiap hari dipasar KLIWON sampah-sampah menumpuk dipojok kanan pasar. Sudah 3 hari ini petugas tidak mengambil sampah sisa pembuangan dari ruko-ruko dipasar tsb. Tumpukansampah itu sekarang hampir menyerupai seperti bukit yang sangat-sangat menjijikkan. Ketinggiannyapun sekitar enam meter dan hampir menutupi gedung yang ada di sebelahnya. Bau yang tidak sedap itu sudah tercium dari jarak dua puluh meter. Dada yang sedang menghirup udara segar akan terasa sesak dan ingin muntah saja ketika mencium bau dari sampah-sampah itu.
Latihan 3
Taman disekitar rumah ku sungguh sangat asri dan nyaman. Tanaman yang tumbuh ditaman ku ini membawa kesejukan dan keindahan yang alami dan tidak dibuwat-buwat. Lebih-lebih tanaman bunga yang berada tepat didepan pintu masuk, sangat enak dipandang mata telanjang. Bunga yang didekat pancuran itu memang sangat besar, lebih besar dari bunga matahari namun bunga tersebut bertangkai pendek. Bunga itu mirip sekali dengan bunga Raflesia, orang Jawa biasanya menyebutnya bunga bangkai, sebab baunya yang tidak sedap. Akan tetapi, bunga yang didekat pancuran itu aroma-nya wangi sekali, seperti wangi bunga mawar dan melati. Gemericik pancuran menambah kesan keindahan yang alami. Rasanya tak akan bosan jika berada didekat taman bunga ku itu.
Latihan 4
Musim Tanam Padi
            Pada pagi hari ini cuaca sangat cerah, apalagi di desa pedawang, kecamatan mejobo, kabupaten kudus. Ditengah sawah terlihat hamparan padi menguning telah siap di panen. Pada sawah disebelahnya nampak beberapa petani mulai mengolah tanah dengan traktor. Sawahpun di aliri air agar supaya tanah menjadi gembur dan subur. Harapan tersebut terlihat begitu jelas dari semangat para petani yang penuh dan berkobar-kobar penuh dengan peluh keringat yang membasahi badan. Mereka di temani oleh isterinya masing-masing yang telah setia untuk menyiapkan bekal untuk makan siang.
            Tak terduga parapemuda juga ikut turuntangan menebar benih padi yang telah di pilih sebagai benih yang unggul. Musim tanam padi memang musim yang telah ditunggu-tunggu oleh para petani. Mereka sangat senang sekali menyambut musim tanam padi setelah sebelumnya memanen padi yang telah menguning.
Hal yang sangat indah di pandang mata adalah mereka bergotongroyong dalam menanam padi, tugas telah di bagi menurut keahlian profesionalitas dan kemampuannya masing-masing.
Latihan 5
Hidup di Waktu Malam
            Pagi dan siang hari, kota Tarakan mirip sebuah wilayah yang mati. Setiap orang sibuk bekerja di tempat mereka dengan pekerjaan masing-masing. Walhasil, jalanan seperti lenggang. Kalau pun ada lalu lalang, jumlahnya tak seperti yang kita jumpai pada kota-kota di Jawa. Dan memang, keramaian hanya terjadi di bandara atau pelabuhan. Itu pun hanya pada jam-jam tertentu.
            Menjelang sore, geliat kehidupan mulai tampak di kota tersebut. Warga  kota mulai memadati ruang-ruang public. Taman Oval, yaitu taman kota yang didesain bebentuk oval menjadi favorit warga yang ingin bersantai, melepas penat setelah seharian bekerja, atau menikmati kecerahan suasana sore hari bersama keluarga.
            Pusat kota pun mulai terlihat hidup. Ini dia keunikan Tarakan. Jangan pernah belanja pagi atau siang hari karena hanya akan menemui beberapa toko yang buka.
            …………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
(Suara Merdeka, Minggu 19 April 2009
Latihan 6
Senyum Nelayan Bagang Pantai Tambaklorok
            Tanpa ragu Joko Kembar terus melilitkan tali mengaitkan antarbambu. Anak sekitar 14 tahun itu tengah menyelesaikan bagang terapung yang siap ditarik ke tengah laut, Selasa (14/4).
            Sesekali Joko atau lebih akrab dipanggil tuyul oleh rekannya menyelam, lalu muncul dengan menarik bamboo ditautkan ke bamboo yang lainnya. Di depan dia ada Tasrian, Abu dan Korin yang masih satu kerabat dengan tuyul semuanya warga RT 03 RW 13 Tambak Lorok, Semarang.
            Mereka juga tengah merampungkan bagang dengan menalikan bamboo petung dengan nilon besar dirangkai menjadi bentuk bujur sangkar ukuran panjang 12 meter, lebar 12 meter dan tinggi 4 meter. Pada bagian bawah dipasang drum agar bagang bisa mengapung dan berfungsi sebagai kaki-kaki. Bagian atas ada gubuk untuk para nelayan menunggu atau menarik jarring.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
(Suara Merdeka, Minggu 19 April 2009)

Latihan 7
“Rumah ku”
Rumahku beralamat di desa Garung lor kaliwungu, kudus. Tepatnya di depan SD 03 Garung Lor. Rumahku menghadap ke barat. Rumahku mempunyai luas tanah sebesar ±100 m. Dan mempunyai halaman depan yang tidak terlalu luas.
Rumahku mempunyai beberapa ruangan, diantaranya, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang makan, empat kamar tidur, dua kamar mandi, dapur, garasi dan gudang.
Dinding luar rumahku dicat warna hijau dan dipadu dengan keramik berwarna merah muda. Dan dinding bagian dalam rumahku di beri cat warna putih, biru dan hijau muda.
Di dalam rumahku juga terdapat berbagai hiasan-hiasan, seperti keramik-keramik dan banyak juga hiasan bunga-bunga buatan yang diletakkan di dalam vas. Dinding-dinding di dalam rumahku juga banyak terdapat hiasan-hiasan dinding sperti lukisan-lukisan, dan gambaran-gambaran, ada juga yang gambar dari kristik.
Di Halaman depan rumahku terdapat banyak sekali tanaman baik bunga ataupun buah. diantaranya buah naga, apokat, rambutan, apel, dan tumbuhan lainnya. Di halaman belakang rumahku juga terdapat banyak sekali tumbuh-tumbuhan. tumbuhan buah, bunga, ataupun sayur-sayuran, diantaranya pohon mangga, pisang, jambu, cermai, bayam, dan yang lain.

Perbaikan
Latihan 1
Sungai Ciliwung terletak di Kota Jakarta. Air sungai ini berwarna hijau kehitam-hitaman. Di sepanjang tepi sungai banyak dipenuhi oleh tumpukan sampah yang sudah membusuk. Lalat-lalat pun beterbangan dan hinggap di tumpukan sampah tersebut. Tumpukan sampah-sampah itu lalat beterbangan diatasnya kemudian berkeliaran di sekitar perumahan warga dan membawa berbagai penyakit. Bau yang tidak sedap tersebar dari onggokan sampah terbawa angin dan masuk ke perkampungan warga di sepanjang Sungai Ciliwung. Dari jarak 1 meter bau busuk sudah sangat menyengat hidung bila sedang berjalan melewati Sungai Ciliwung.
Latihan 2
Setiap hari di Pasar Kliwon sampah-sampah menumpuk di pojok kanan pasar. Sudah tiga hari ini petugas tidak mengambil sampah sisa pembuangan dari ruko-ruko di pasar tersebut. Tumpukan sampah itu sekarang hampir menyerupai bukit yang sangat menjijikkan. Ketinggiannya pun sekitar 6 meter dan hampir menutupi gedung yang ada disebelahnya. Bau yang tidak sedap itu sudah tercium dalam jarak 20 meter. Dada yang sedang menghirup udara segar akan terasa sesak dan ingin muntah saja ketika mencium bau dari sampah-sampah itu.
Lathan 3
Taman di sekitar rumahku sungguh asri dan nyaman. Tanaman yang tumbuh di tamanku ini membawa kesejukan dan keindahan yang alami dan tidak dibuat-buat. Lebih-lebih tanaman bunga yang berada tepat di depan pintu masuk, sangat enak dipandang mata. Bunga yang di dekat pancuran itu sangat besar, lebih besar dari bunga matahari, namun bunga tersebut bertangkai pendek. Bunga itu mirip sekali dengan bunga Raflesia, orang jawa biasanya menyebutnya bunga bangkai, sebab baunya yang tidak sedap. Akan tetapi, bunga yang di dekat pancuran itu aromanya wangi sekali, seperti wangi bunga mawar dan melati. Gemericik pancuran menambah kesan keindahan yang alami. Rasanya tidak akan bosan jika berada di dekat taman bungaku itu.
Latihan 4
Musim Tanam Padi
            Pagi hari ini cuaca sangat cerah, apalagi di Desa Pedawang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Di tengah sawah terlihat hamparan padi menguning telah siap dipanen. Pada sawah disebelahnya tampak beberapa petani mulai mengolah tanah dengan traktor. Sawah pun dialiri air supaya tanah menjadi gembur dan subur. Harapan tersebut terlihat begitu jelas dari semangat para petani yang berkobar-kobar penuh dengan peluh keringat yang membasahi badan. Mereka ditemani oleh istri masing-masing yang telah setia menyiapkan bekal untuk makan siang.
Tidak terduga para pemuda juga ikut turun tangan menebar benih padi yang telah dipilih sebagai benih yang unggul. Musim tanam padi memang musim yang ditunggu-tunggu oleh para petani. Mereka senang sekali menyambut musim tanam padi setelah sebelumnya memanen padi yang telah menguning. Hal yang sangat indah dipandang mata adalah mereka bergotong royong dalam menanam padi, tugas telah dibagi menurut keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Latihan 5
Hidup di Waktu Malam
            Kota Tarakan seperti sebuah wilayah yang mati, ketika pagi dan siang hari. Di kota tersebut, setiap orang sibuk bekerja di tempat mereka dengan pekerjaan masing-masing. Hasilnya, jalanan kota menjadi lenggang. Biarpun ada orang yang lalu lalang, jumlahnya tidak seperti yang kita jumpai pada kota-kota di Jawa, dan memang keramaian hanya terjadi di bandara atau pelabuhan. Itu pun hanya pada waktu tertentu.
            Menjelang sore hari, kehidupan yang sesungguhnya mulai tampak di kota tersebut. Warga  kota mulai memadati ruang-ruang publik. Taman Oval, yaitu taman kota yang didesain bebentuk oval telah menjadi favorit warga yang ingin bersantai, melepas kebosanan setelah seharian bekerja, atau menikmati kecerahan suasana sore hari bersama keluarga.
            Pusat kota pun mulai terlihat hidup. Inilah keunikan dari Kota Tarakan. Sebagai informasi, jangan pernah berbelanja pada waktu pagi atau siang hari karena Anda hanya akan menemui beberapa toko yang buka, sedangkan toko yang lainnya masih tertutup rapat.
            …………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
(Suara Merdeka, Minggu 19 April 2009)



Latihan 6
Senyum Nelayan Bagang Pantai Tambaklorok
            Tanpa perasaan ragu Joko Kembar terus saja melilitkan tali dan mengaitkan antarbambu. Anak yang berumur sekitar 14 tahun itu tengah menyelesaikan bagang terapung yang siap untuk ditarik ke tengah laut, Selasa (14/4).
            Sesekali Joko atau lebih akrab dipanggil tuyul oleh rekan-rekannya saat menyelam. Mereka menyelam lalu muncul kembali dengan menarik bambu yang kemudian ditautkan ke bamboo yang lainnya. Di depannya ada teman-temannya yaitu, Tasrian, Abu, dan Korin yang semuanya masih ada garis hubungan satu kerabat dengan tuyul dan mereka adalah warga RT 03 RW 13 Tambak Lorok, Semarang.
            Mereka juga sedang menyelesaikan bagang dengan mengikat bamboo petung dengan nilon besar dan kemudian dirangkai menjadi bentuk bujur sangkar. Ukuran panjangnya 12 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 4 meter. Pada bagian bawahnya dipasang sebuah drum agar bagang tersebut bisa mengapung dan berfungsi sebagai kaki-kaki. Di bagian atas terdapat gubuk yang digunakan untuk para nelayan yang sedang menunggu atau menarik jarring.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
(Suara Merdeka, Minggu 19 April 2009)

Latihan 7
Rumahku
Alamat rumahku, di Desa Garung Lor Kaliwungu, Kudus. Lebih tepatnya terletak di depan SD 3 Garung Lor danmenghadap ke arah barat. Rumahku mempunyai luas tanah sebesar ±100 m2 dan mempunyai halaman depan yang tidak terlalu luas.
Di halaman depan rumahku terdapat banyak tanaman baik tanaman bunga maupun tanaman buah, diantaranya buah naga, avokad, rambutan, apel, dan tumbuhan yang lainnya. Di halaman belakang rumahku juga terdapat banyak sekali tumbuhan. Tumbuhan buah, bunga, dan sayur, seperti pohon mangga, pisang, jambu, cermai, bayam, dan lain-lain
Rumahku mempunyai beberapa ruangan, diantaranya ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, empat kamar tidur, dua kamar mandi, dapur, garasi, dan gudang. Semua  ruangan tersebut telah diatur oleh ibuku, sehingga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Di dalam rumahku juga terdapat berbagai hiasan, seperti keramik dan hiasan bunga buatan yang diletakkan di vas. Dinding di dalam rumahku juga banyak terdapat hiasan, seperti lukisan, gambar, dan bahkan ada juga hiasan gambar dari kristik. Dinding bagian dalam rumahku dicat warna putih, biru, dan hijau muda. Sedangkan dinding luar rumahku dicat warna hijau dan dipadu dengan keramik berwarna merah muda.













GLOSARIUM

kompetensi dasar
KTSP
Menyunting
Sumbangsih
Produktif
Reseptif
Prioritas
Komposisi
Observasi
Kinerja otak
Deskriptif
Imajinasi
EYD
Huruf kapital 
Remidi
Uji terampil
Peta Konsep
Refleksi
Titik temu
Standar Kompetensi
Indikator
Kompleks
Betonisasi
Fokus
Ekspositoris
Impresionoistik
kode etik

DAFTAR PUSTAKA
Eneste, Pamusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Fransisca Emilia, “Hidup di waktu Malam”, Suara Merdeka, 19 April 2009, hlm. 31.
Hartono, Bambang. 2004. Bahan Pelatihan IND/B/11 Pengembangan Kemampuan Menyunting. Bahan Pelatihan Terintergasi Guru SMP. Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Irawan Aryanto, “ Senyum Nelayan Bagang pantai Tambaklorok”, Suara Merdeka, 19 April 2009, hlm.12.
Keraf, Gorys. 1995. Komposisi II. Jakarta: Grasindo.
Kuswilono. 2008. PR Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara.
Mrjamyas. 2008. Karangan Deskripsi. http://mrjamyas.blogspot.com/2008/05/karangan-deskripsi.html. Diunduh 19 Juni 2009.
Sudiarti, Vero dan Aloys Wadyamartaya. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi (lukisan dan cerita). Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Suparno dan M. Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tanpa nama. 2009. Menulis paragraf Deskripsi. http://id.wordpress.com/tag/menulis-paragraf-deskripsi/. Diunduh 19 Juni 2009.