http://www.mimudaku.com/menumbuhkembangkan-minat-dan-bakat-anak-lewat-suara-lukisan-retorika-dan-sastra.htm
KUDUS-Selasa (28/3) Pasalnya MI Muhammadiyah 2 Kudus Program
Khusus (Mimudaku), masih
dalam euforia “Gebyar Milad IMM
ke-53”. Mimudaku turun tangan dalam
acara yang digelar oleh IMM tersebut. Tak disangka anak-anak Tim Padus Mimudaku Ceria mendapat hasil yang cukup memuaskan. “Awalnya kami
memang tidak yakin, bahwa tim kami cukup dipertimbangkan untuk dapat ikut andil
dalam kejuaraan padus SD/MI di Amal Usaha Muhammadiyah se-Kabupaten Kudus.
Berawal dari pergantian personil, dan banyak pula personil inti yang tak dapat
ikut serta dikarenakan kondisi badan yang kurang fit. Serta masih ada beberapa
kendala yang tak dapat disebutkan satu per satu. Namun, lepas dari semua itu,
tim kami memberikan penampilan yang begitu memukau. "Bagi kami mereka adalah
sang juara (terlepas dari juara yang disematkan kepada mereka, yakni juara 3),
karena Bumi ini memiliki melodi bagi mereka yang mau mendengarkan (mengutip
dari Penulis William Shakespeare)" ,
kata koordinator Ektra Seni Musik.
Dalam pergantian personil itulah,
kami mulai mencari minat dan bakat dari anak-anak yang lain. Ternyata mereka
pun tak kalah dari personil inti. Mereka sungguh bisa bersaing. Mungkin, tahun
depan kompetisi akan semakin ketat. Kami pun harus berbenah mulai dari
sekarang. Selain tim padus yang memperoleh medali ketiga, tim LCC dan adzan pun
mendapat medali ketiga (juara 3). Untuk Lomba LCC, atas nama Muhammad Al Amin, Faschal Mahasin Elmahira, dan Rizqi
Fauzan Diinul Haq. Untuk lomba adzan atas nama Annas dari kelas dua. Kata
panitia,”Wow, kecil-kecil cabai rawit”. Untuk lomba dacil kami belum berhasil.
Itu pekerjaan rumah bagi kami untuk membuat minat dan bakat anak terasah
kembali lewat seni suara, lukisan, retorika, maupun sastra. Akan tetapi, itu tak jadi masalah yang
terpenting adalah tetap berusaha dan pantang menyerah, itulah kuncinya. Seperti
kata bijak dari BUYA HAMKA “Jangan
takut jatuh! Karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah terjatuh.
Jangan takut gagal! Karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang
tidak pernah melangkah.”
Ditengah-tengah euforia kemenangan anak-anak kami dalam Gebyar Milad IMM ke-53,
kami masih harus bersenang hati tatkala mendengar kabar tak terduga lagi dari
seberang. Anak didik kami yang bernama Anggun
Nadya Anindita berhasil mengungguli lawan-lawannya. Ia berhasil menyabet
juara 1. Kabar selanjutnya dari anak didik kami yang bernama Nony Salsabila Brilliant berhasil
membawa pulang piala juara harapan 1 di ajang yang sama. Ajang lomba tersebut
adalah lomba menggambar yang diadakan oleh Hypermart Ekstension Mall Kudus
dengan tema What a Wonderful World ? “Kami
sangat senang dan bangga, sebab bakat dan minat anak-anak didik kami dalam
melukis dapat terealisasi dengan sangat baik dan terarah”, kata koordinator
Ekstra Seni Lukis.
Dua hari setelahnya, kami pun mulai
mengasah bakat dan minat anak-anak didik kami dalam beretorika dan bersastra. Kami
memilih sastra sebab kata Pramoedya
Ananta Toer dalam Bumi Manusia,
“Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan
apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.”
Berbeda dengan Andrea Hirata, penulis
Tetralogi Laskar Pelangi. Beliau
mengatakan bahwa sastra adalah muara dari segala keindahan.
Anak-anak
Mimudaku pun mulai berlatih
tentang sastra. Sastra yang mendasar untuk anak-anak adalah bercerita tentang
cerita rakyat. Kami pun telah mengadakan lomba bercerita jauh sebelumnya, yakni
saat jeda UTS Genap berlangsung. Setelah kami menemukan juaranya, kami pun
mendaftarkan mereka dalam Ajang Psychofest
dalam rangka Diesnatalis ke-15 Fakultas Psikologi UMK. Anak-anak Mimudaku kami daftarkan pada cabang lomba bercerita bagi
anak-anak usia 7-10 tahun. “Tentu itu hal yang tidak mudah, pasalnya anak-anak
kami yang pandai bercerita tentulah anak-anak kelas besar. Itu menjadi
tantangan bagi kami tersendiri”, ujar koordinator lomba Mimudaku.
Kami kirim 5 anak dalam ajang lomba
tersebut. Satu cerita berkisah Roro
Jonggrang, satu cerita berkisah Sangkuriang,
serta tiga cerita sekaligus dengan kisah yang sama yakni Malin Kundang. Lomba belum dimulai, kami minder duluan. Pasalnya,
sebagian besar peserta sudah berpengalaman di bidangnya. Mereka telah masuk
dalam komunitas-komunitas dongeng. Sedangkan kami baru kali pertama mengikuti
ajang seperti ini. Namun, semua hal tersebut dapat terbantahkan dengan adanya
raihan juara harapan 2 atas nama Adinda
Zahra Aziza. Hal tak teduga pun menghampiri kami lagi setelah juara favorit
dibacakan. Putri Aulia Rahman berhasil
merebut piala favorit dari seluruh peserta di gedung tersebut. Dengan
menumbuhkembangkan minat dan bakat anak-anak lewat suara, lukisan, retorika,
dan sastra, Ibu Kepala Madrasah berpesan “Maju terus MIMUDAKU, Jayalah selalu”. (keoshi/ mimudaku)