Senin, 31 Juli 2017

Tim Mimudaku Ukir Prestasi Juara Umum 1 Tingkat Karesidenan Pati




KUDUS-Ahad (30/7) MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus (Mimudaku), ikut serta dalam Kejuaraan Pencak Silat SD/MI Tingkat Karesidenan Pati. Kejuaraan ini diselenggarakan oleh Kudus Al-Furqon Cup 2017, dalam rangka Milad Yayasan Masjid Alfurqon Burikan ke-29. Kejuaraan pencak silat SD/MI ini diselenggarakan pada tanggal 28-30 Juli 2017, bertempat di Aula Balai Desa Burikan. Kejuaraan ini merupakan serangkaian acara Milad  Yayasan Masjid Alfurqon, yaitu Kejuaraan Kudus Alfurqon Cup 2017, Ruqyah Massal bersama Ustadz Dhenok Aji Murti pada hari Ahad, 30 Juli 2017, dan Pelatihan Dinamik Coaching Neuron Linguistik Programing (NLP) bersama Mr. Amir Faisal pada hari Ahad, 30 Juli 2017.

Kejuaraan ini diikuti oleh 150 peserta yang berasal dari 20 kontingen se-Karesidenan Pati. Adapun kontingen tersebut berasal dari sekolah/ madrasah dan perguruan silat di Kabupaten Kudus. Selain itu, juga terdapat tamu istimewa dari Kabupaten Demak. Kami dari Kontingen MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus mengirim sejumlah 26 pendekar dan srikandi untuk mengikuti kejuaraan pencak silat tersebut. Alhamdulillah, Dewi Fortuna berpihak pada Tim Tangguh Mimudaku (Pendekar dan Srikandi). Para Pendekar dan Srikandi Mimudaku  kami, giat dan tekun selama berlatih. Bahkan mereka berlatih lebih keras dari yang lain. Ketika semua anak SD/MI Libur Akhir Semester, mereka tetap gigih berlatih untuk Kudus Alfurqon Cup 2017. Pada latihan pencak silat tersebut, anak-anak didik kami dipandu oleh Tim TSPM Kudus (Tapak Suci Putera Muhammadiyah).

Setelah sebelumnya pada waktu yang lalu, tim kami juga memenangkan Juara Umum II pada Perhelatan Akbar MILAD Muhammadiyah. Ini kali, kami dari Tim Mimudaku berhasil Mengukir Sejarah Baru yakni Menjadi Juara Umum I. Tim Mimudaku berhasil menyabet 5 medali emas, 4 medali perak, dan 5 medali perunggu. Untuk lima medali emas dibabat habis oleh Reynita Nurul Adha, Reynata Nurul Adha, Naila Nisrina Bahtiar, Aradhea, dan Tim Beregu Putri (Bunga, Rizka, Nabila). Selanjutnya empat perak diboyong oleh Audi Aulia Yumna, Hibat Naufila, Syahda Iqbal Pratama, dan Tim Beregu Putra (Reyhan, Adit, Agung). Kemudian lima perunggu diraih oleh Shellyana Umi Sholikhah, Nabhan, Nadia Ulya Yasmin, Ibrahim Bahtiar, dan M. Farizqi Mubarok.
Kami dari Keluarga Besar MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus mengucapkan Selamat kepada Para Sang Juara (Pendekar dan Srikandi Mimudaku). Semoga kalian selalu diberikan yang terbaik oleh Allah SWT. Kami berharap kalian selalu dapat bertindak rendah hati, pantang menyerah, dan juga senantiasa menjunjung tinggi nilai sprotivitas di manapun kalian berada.

Ustadzah Partini, selaku kepala MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus bertutur kata, “ Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua orang tua/ wali murid yang telah mendukung kegiatan ini, mohon doa dan kerja samanya. Semoga prestasi yang terukir di awal tahun pelajaran ini dapat disusul dengan prestasi-prestasi yang. Aamiin.”

Berikut curahan hati Bapak Shokeh, selaku koordinator Ekstrakurikuler TSPM Mimudaku. “Alhamdulillah, terima kasih untuk semua ustadz dan ustadzah yang telah membantu Kejuaraan Pencak Silat Kudus Alfurqon Cup 2017.” (keoshi/ mimudaku)

Sabtu, 22 Juli 2017

Mimudaku Gelar Sosialisasi Sekaligus Luncurkan Program Tahunan



KUDUS-Sabtu (22/7) MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus (Mimudaku), menggelar Acara Sosialisasi Wali Murid Kelas 1-6. Dalam acara sosialisasi tersebut, Mimudaku juga meluncurkan program tahunan dari Kepala Madrasah. Acara sosialisasi tersebut dibuka oleh penampilan anak-anak yang tergabung dalam kelompok musik jawa, yakni anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler unggulan dari Mimudaku. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah karawitan. Anak-anak membawakan tembang “Gugur Gunung”, “Suwe Ora Jamu”, dan lain sebagainya.

Kegiatan tersebut diawali dengan laporan sekaligus sambutan dari Kepala MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus. Kepala Madrasah menyampaikan bahwa untuk tahun pelajaran 2017/2018, Mimudaku melaksanakan Kurtilas (Kurikulum 2013), yakni dimulai dari kelas 1 dan kelas 4. Beliau juga menjelaskan bahwa yang melaksanakan Kurtilas bukan hanya dari Madrasah kami saja. Akan tetapi, pelaksanaan Kurtilas untuk tahun pelajaran 2017/2018 dilaksanakan oleh semua sekolah yang ada di Kabupaten Kudus dan sekolah tersebut terdiri atas berbagai jenjang pendidikan. Baik Tingkat Sekolah Dasar hingga Tingkat Sekolah Atas.

Kepala Madrasah juga menyampaikan ekstrakurikuler unggulan yang lainnya, yakni Anggar. Anggar dari tim sekolah kami telah melaju pada Lomba Tingkat Nasional, namun posisi kami masih dalam 16 besar. Oleh karena itu, tahun ini kami berharap lebih pada ekstrakurikuler anggar tersebut, agar dapat meraih posisi yang lebih tinggi lagi.

Program yang selanjutnya adalah Tahfidz Juz ke-30. Untuk tahfidz sudah kami laksanakan ketika acara akhirussanah, yaitu dengan menggelar Uji Tahfidz Terbuka. Dalam uji tahfidz terbuka ini telah kami uji kemampuannya dalam menghafal juz ke-30. Sebelum kami tampilkan dalam acara akhirussanah, kami uji dari pihak dalam terlebih dahulu. Para penguji tersebut memang andal dalam bidangnya. Penguji tersebut adalah Ustadz Subagiyo, Ustadzah Nurul Khikmah, dan Ustadzah Hanik Hidayati. Alhamdulillah yang benar-benar telah teruji lulus ada sebanyak 15 siswa. Kelima belas anak tersebut benar-benar telah teruji kemampuan menghafalnya. Kami buktikan dengan Uji Tahfidz terbuka ketika acara akhirussanah. Dalam acara akhirussanah, penguji datang dari wali murid, guru, tamu undangan, Komite Madrasah,  Pengawas Madrasah Kec. Kota, hingga Ketua Majlis Dikdasmen PCM Kota Kudus.

“Alhamdulillah program ini telah berhasil membuahkan hasil kepada alumni atau lulusan dari sekolah kami, yakni Mimudaku. Hal tersebut terbukti, 53% dari anak didik kami yang lulus dapat diterima di Pondok, baik pondok dalam Kab. Kudus maupun Luar Kab. Kudus. Yakni sebanyak 17 anak didik kami berhasil masuk Pondok. Dua anak didik kami berhasil masuk Pondok Muallimin Yogyakarta, atas nama Anggito Abimanyu dan Muhammad Primus Fathoni. Salah satu anak didik kami berhasil masuk Pondok Gontor I, Jawa Timur atas nama Hasan Aulia Rahman. Dua anak masuk di pondok asal Yogyakarta. Kemudian Pondok asal Kendal, Klaten, Bojonegoro, Solo, masing-masing satu anak didik kami. Tidak ketinggalan kami juga mengirimkan anak-anak didik kami untuk menuntut ilmu di Pondok Muhammadiyah Kudus sebanyak 5 anak. Kami kirimkan ke MBS Muhammadiyah Kudus sebanyak 3 anak. SMP  Muhammadiyah 1 Kudus sebanayak 6 anak. Sebagian kecil 3%, anak didik kami masuk MTsN, yakni hanya satu anak. Kemudian sebanyak 44%, anak didik kami menuntut ilmu diberbagai SMP terkemuka di Kab. Kudus”, papar Ustadzah Partini, selaku Kepala Madrasah.

Acaranya selanjutnya, sharing antara wali murid dengan pihak sekolah. Dalam season sharing ini, diwakilkan oleh 3 penanya. Yakni dari Bapak Ali Zamroni, wali murid dari Ananda Zayyana Muthia Aly, Bapak Sutrimo, wali murid dari Ananda Azkya Huwaidaa, dan Bapak Haris, wali murid dari Ananda Tata.

Acara berikutnya, Sambutan dari Komite Mimudaku, yakni Bapak Sulistiyanto. Beliau memaparkan dan banyak mengucapkan terima kasih kepada Mimudaku. Karena dua putranya berhasil masuk ke Pondok Muallimin Yogyakarta. Putra sulungnya masuk Pondok Muallimin pada dua tahun yang lalu. Putra keduanya masuk Pondok Muallimin Yogyakarta pada tahun ini. Beliau berharap, kedepannya akan lebih banyak lagi lulusan dari Mimudaku dapat mengikuti jejak senior-seniornya, yakni masuk Pondok Muallimin Yogyakarta ataupun masuk pondok-pondok Muhammadiyah lainnya. Beliau juga menuturkan bahwa pentingnya untuk tidak memaksakan kehendak terhadap anak. Beliau menitikberatkan pada revolusi budaya. Beliau menegaskan bahwa, biarkan anak memilih hal-hal yang disukainya meski hal tersebut bertentangan dengan apa yang orang tua inginkan. Karena mereka akan menjadi lebih hebat dari yang bayangkan sesuai dengan hal-hal yang disukainya. Hal tersebut dapat menjadikan anak-anak kita menjadi luar biasa. Beliau berharap sinergi antara wali murid dengan pihak sekolah tetap terjaga dan semakin mengakrabkan jalinan silaturahim.

Ada salah satu pengalaman dari seorang wali murid. Beliau ditanya, mengapa anak-anak yang pintar dan pandai dalam akademik malah disekolahkan ke pondok? Mengapa tidak disekolahkan SMP Negeri yang favorit saja? Beliau pun tanpa segan menjawab, “Kapan lagi pemimpin-pemimpin Negeri ini dipimpin oleh orang-orang islam yang pintar akademik juga pandai dalam agama islam. Karena 10 tahun yang akan datang, anak-anak kamilah yang akan menjadi pemimpin di Negeri ini. Jadi, inilah saatnya membuktikan bahwa pondok bukan diisi oleh orang-orang yang kurang pandai. Sekarang zaman sudah berubah, pondok-pondok di Negeri ini sudah diisi oleh orang-orang pandai dan cerdas. Mereka cerdas dalam akademik dan juga cerdas masalah agama.

Kami dari pihak dewan guru seketika menitikkan air mata ketika mendengar kata-kata tersebut. Hati kami bergetar mendengar pemimpin-pemimpin masa depan Negeri ini dipimpin oleh orang-orang pandai dan agamis. (keoshi/ Mimudaku)