Sabtu, 26 Agustus 2017

Mimudaku Apresiasi Film "Nyai Ahmad Dahlan"



            KUDUS-Sabtu (26/8) MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus (Mimudaku), menggelar acara tahunan, yakni Praktik Pembelajaran Lapangan (PPL). Namun, ada yang berbeda untuk tahun ini. Tahun ini, Mimudaku memilih untuk Nobar Film “Nyai Ahmad Dahlan” dalam mengisi kegiatan PPL. Kegiatan kami agak sedikit berbeda dengan yang lain. Sebab dalam hal ini kami tidak hanya menonton film secara bersama-sama. Akan tetapi, kami mencoba untuk mengapresiasi karya anak bangsa dengan cara menonton bersama film “Nyai Ahmad Dahlan”
.
            Sebelum berangkat ke tempat gedung bioskop di New Star Cineplex Matahari Kudus. Kami melaksanakan sholat dhuha terlebih dahulu. Kemudian, kami berangkat dari madrasah sekitar pukul 07.30 WIB. Kami membariskan sejumlah 1 elf kuning milik Mimudaku, 12 angkutan umum, dan sejumlah kendaraan pribadi milik wali murid. Sebab, ternyata beberapa wali murid juga sangat antusias untuk nobar film “Nyai Ahmad Dahlan”. Kami berjalan beriringan dari madrasah hingga sampai di parkiran. Sampai di depan gedung bioskop, kami disambut oleh LSBO  PDM Kudus. Pemutaran film “Nyai Ahmad Dahlan” ini adalah kerja sama antara LSBO PDM Kudus dengan New Star Cineplex Matahari Kudus. Maka dari itu, kami tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk dapat menonton bersama film tersebut. 

          Langkah kami selanjutnya untuk dapat mengapresiasi film “Nyai Ahmad Dahlan” ini adalah dengan cara menganalisis unsur-unsur intrinsik drama (film termasuk salah satu jenis drama yang direkam dan dipublikasikan kepada khalayak). Untuk kelas kecil, kami kenalkan mereka tempat umum, seperti gedung bisokop, pasar swalayan (Matahari Mall Kudus), dan sekaligus mengajak mereka menonton bersama. Sedangkan untuk kelas besar kami tugaskan untuk dapat melaporkan hasil kunjungan ke gedung bioskop di New Star Cineplex Matahari Kudus dengan menulis beberapa paragraf dengan menggunakan kata-kata sendiri yang mudah dimengerti. Selain itu, kami juga menugaskan mereka untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik drama dari film tersebut.


             Jadi dalam hal ini, kami tidak ingin anak-anak didik kami hanya sekadar menonton saja. Akan tetapi, kami sangat berharap anak-anak didik kami dapat memahami perjuangan Nyai Ahmad Dahlan lewat analisis yang mereka buat. Paling tidak, mereka akan mengetahui tema, judul, pemain, tokoh, watak, latar, alur, gaya bahasa, serta amanat yang ada pada film tersebut. Hal yang paling mendasar untuk diketahui oleh anak-anak didik kami adalah si pembuat karya tersebut. Setidaknya anak-anak didik kami mengetahui siapa sutradara dan penulis cerita, sehingga dapat menghasilkan karya yang sangat luar biasa ini.

              Kami juga mengajarkan kepada anak-anak didik kami, untuk selalu menghargai karya-karya orang lain tanpa harus mengintimidasi dan merendahkannya. Kami selalu ingin anak-anak didik kami dapat menghargai karya orang lain dan dapat membuat karya sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing yang dimiliki. Kami juga ingin mengenalkan bahwa karya sastra tidak hanya berupa puisi, prosa, cerpen, dan novel. Akan tetapi, karya sastra juga dapat berupa drama. Mereka pun juga harus tahu, bahwa drama yang dipentaskan di panggung biasa dikenal dengan istilah teater. Namun, perlu diingat bahwa drama tidak selalu dipentaskan, drama juga ada yang direkam dan dipublikasikan seperti halnya dengan sinema elektronik (sinetron) dan juga film. (keoshi/ Mimudaku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar