Senin, 01 Juli 2013

Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa


MAKALAH
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Kalimat Rancu dalam Wacana Media Massa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
            Manusia mengalami perkembangan dalam hidupnya sesuai dengan era yang ada pada saat itu. Di mana terdapat perubahan zaman, maka akan muncul pemikiran-pemikiran yang baru. Begitu juga dengan bahasa Indonesia, sebagai bahasa yang hidup bahasa Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan pemakainya. Luasnya wilayah pemakaian bahasa dan keanekaragaman penuturnya telah mendorong bahasa sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, bahasa harus mampu menampung perasaan dan pikiran pemakainya serta mampu menimbulkan adanya saling berinteraksi antara penutur dan mitra tutur.
            Bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Semua bunyi yang dihasilkan sebagai bahasa diatur oleh suatu sistem tertentu, yang berbeda antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dalam suatu bahasa, jika orang tersebut menguasai sistemnya dan dilakukan dengan orang lain yang juga menguasai sistem bahasa tersebut.
            Meskipun suatu bahasa sudah diatur dalam sistem tertentu, tetapi masih terdapat kesalahan berbahasa yang banyak kita jumpai. Misalnya, pada artikel-artikel surat kabar atau media massa masih terdapat kalimat rancu dan tidak baku dalam penulisannya. Akibatnya, masyarakat Indonesia banyak yang belum menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengebnai kalimat rancu beserta contoh yang terdapat dalam artikel surat kabar. Kalimat-kalimat rancu tersebut akan dianalisis menurut ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.2    Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.       Apa yang dimaksud dengan kalimat rancu?
2.       Bagaimana cara menganalisis kesalahan berbahasa kalimat rancu?
3.       Bagaimana pemakaian kalimat yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia?

1.3    Tujuan Penulisan
            Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1.      Mengetahui pengertian kalimat rancu?
2.      Mengetahui cara menganalisis kesalahan berbahasa kalimat rancu?
3.      Mengetahui pemakaian kalimat yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Rancu
            Kalimat rancu adalah kalimat yang susunannya sedemikian rupa sehingga maknanya sulit dipahami dan tidak jelas maksudnya. Kalimat yang sperti ini perlu disunting dan diperbaiki agar enak dibaca dan mudah untuk dipahami.

2.2 Jawa Pos “Atletico Sulit Kejar Empat Besar”.
1.       Ketika jumlah pertandingan terus berkurang, tim rival sekota Real Madrid itu justru kehilangan angka.
Ø  Kalimat tersebut rancu, sebab kata “terus berkurang” seharusnya diganti dengan “semakin berkurang” agar mudah dipahami oleh para pembaca. Biasanya kata “terus” dipakai untuk maksud maju, melaju, bertambah, dan ke depan, bukan dipakai untuk maksud yang mengacu pada berkurang.
Ø  Ketika jumlah pertandingan semakin berkurang, tim rival sekota Real Madrid itu justru kehilangan angka.
2.       Saat dipermalukan Racing Santander dengan skor telak 1-5 kemarin dini hari.
Ø  Kata “dipermalukan”, sebaiknya diganti dengan dikalahkan. Sebab, dalam sebuah pertandingan pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Sedangkan kata dipermalukan bermaksa hiperbola jika dikaitkan dengan sebuah pertandingan suatu cabang olahraga. Kata “dini hari” juga dihilangkan saja.
Ø  Saat dikalahkan Racing Santander dengan skor telak 1-5 kemarin.
3.       Padahal, dalam dua laga sebelumnya, Diego Forlan dkk meraup poin penuh.
Ø  Kata “meraup” poin penuh merupakan kalimat rancu, sebab kata meraup berarti mengambil sesuatu dengan serakah. Kata tersebut tidak cocok jika disandingkan dengan kata poin penuh. Kata yang lebih seuai adalah mendapatkan.
Ø  Padahal, dalam dua laga sebelumnya, Diego Forlan dkk mendapatkan poin penuh.
4.       Termasuk, saat menang 2-1 di kandang Depertivo La Coruna.
Ø  Kata “di kandang” tidak sesuai dengan kalimat yang menyuusunnya, sebab kata kandang lebih tepat digunakan untuk hewan atau binatang. Sedangkan untuk menghubungkan dengan kata Deportivo La Coruna lebih cocok dengan kata di tempat tuan rumah.
Ø  Termasuk, saat menang 2-1 di tempat tuan rumah Depertivo La Coruna.
5.       Hal seperti ini kerap terjadi dalam sepak bola ketika tim yang punya segalanya menghadapi tim yang tengah berjuang menghindari zona degradasi.
Ø  Kata “kerap” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata sering terjadi, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD.
Ø  Hal seperti ini sering terjadi dalam sepak bola ketika tim yang punya segalanya menghadapi tim yang tengah berjuang menghindari zona degradasi.
6.       Tim berjuluk kapal Selam Kuning tersebut nangkring di posisi kelima dengan 52 poin.
Ø  Kata “nangkring” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata berada, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD.
Ø  Tim berjuluk kapal Selam Kuning tersebut berada di posisi kelima dengan 52 poin
7.       Setelah menyelesaikan 32 pertandingan, Numancia baru mengemas 28 poin, tertinggal lima angka dari Sporting Gijan yang ada di posisi ke-17 sebagai batas aman degradasi.
Ø  Kata mengemas diganti dengan mengumpulkan agar kalimat tersebut menjadi baku dan tidak rancu.
Ø  Setelah menyelesaikan 32 pertandingan, Numancia baru mengumpulkan 28 poin, tertinggal lima angka dari Sporting Gijan yang ada di posisi ke-17 sebagai batas aman degradasi.

2.3 Jawa Pos “Akhir Pahit Perjalanan Nerazzurri”.
1.      Empat musim terakhir Inter Milan selalu tampil di partai puncak Coppa Italia, tapi musim ini tidak lagi.
Ø   Kata “tapi” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata tetapi, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD.
Ø  Empat musim terakhir Inter Milan selalu tampil di partai puncak Coppa Italia, tetapi musim ini tidak lagi.
2.      Nerazzurri harus memberikan tempatnya kepada Samdoria lantaran kalah agregat 1-3 di semifinal.
Ø  Kata “lantaran” diganti dengan karena atau sebab, agar mudah dipahami oleh pembaca. Sebab, kalimat tersebut rancu dengan memakai kata lantaran yang biasa dipakai dalam bahasa Daerah.
Ø  Nerazzurri harus memberikan tempatnya kepada Samdoria, sebab kalah agregat 1-3 di semifinal.
3.      Pada second leg semifinal Coppa Italia versus Samdoria, tidak cukup membawa mereka menembus partai puncak.
Ø  Kata “menembus” tidak sesuai dengan kalimat tersebut, sebab kata menembus biasa dipakai untuk benda-benda tajam. Misalnya, panah menembus sasaran, pisau menembus daging ayam. Kata yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah untuk mencapai.
Ø  Pada second leg semifinal Coppa Italia versus Samdoria, tidak cukup membawa mereka untuk mencapai partai puncak.
4.      Tim besutan Walter Mazzari itu hanya bertengger di papan tengah.
Ø  Kata “tim besutan” diganti arahan.
Ø  Kata “ bertengger” diganti berada.
Ø  Tim arahan  Walter Mazzari itu hanya berada di papan tengah.
5.      Mereka telah bermain baik dan menang. Tapi sulit mengejar ketertinggalan tiga gol.
Ø  Kata “tapi” tidak baku. Seharusnya diganti dengan kata tetapi, agar kalimat tersebut menjadi baik dan benar sesuai dengan EYD.
Ø  Mereka telah bermain baik dan menang. Tetapi sulit mengejar ketertinggalan tiga gol.

2.4 Suara Merdeka “Evakuasi Korban Situ Gintung Berlanjut”.
1.      Hingga semalam, jumlah korban tewas mencapai 91 orang, sedangkan yang hilang 102 orang.
Ø  Kata “tewas” diganti dengan meninggal saja agar kalimat tersebut lebih enak didengar dan lebih sopan.
Ø  Hingga semalam, jumlah korban meninggal mencapai 91 orang, sedangkan yang hilang 102 orang.
2.      Bayi yang masih mengenakan pempers itu belum diketahui identitasnya itu disemayamkan di posko STIE Ahmad Dahlan.
Ø  Kalimat tersebut rancu, sebab kelebihan kata “itu”. Sebaiknya yang digunakan salah satu dari kata itu tersebut.
Ø  Bayi yang masih mengenakan pempers itu belum diketahui identitasnya disemayamkan di posko STIE Ahmad Dahlan.
3.      Dia menandaskan, proses evakuasi akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan meskipun cuaca tak bersahabat.
Ø  Kata “tak” tidak baku diganti saja dengan kata tidak.
Ø  Dia menandaskan, proses evakuasi akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan meskipun cuaca tidak bersahabat.
4.      Keselamatan masyarakat dari ancaman bencana menjadi tanggungjawab pemerintah.
Ø  Penulisan pada kata “tanggungjawab” salah, sebab dirangkai. Padahal menurut ejaan bahasa Indonesia kata tersebut harus dipisah dalam penulisannya.
Ø  Keselamatan masyarakat dari ancaman bencana menjadi tanggung jawab pemerintah.
5.      Yang tak kalah penting, juga harus dibuat sistem informasi yang sistematis sehingga pemerintah bisa segera meresponnya dan masyarakat dapat segera dievakuasi.
Ø  Kata “tak” tidak baku diganti saja dengan kata tidak.
Ø  Yang tidak kalah penting, juga harus dibuat sistem informasi yang sistematis sehingga pemerintah bisa segera meresponnya dan masyarakat dapat segera dievakuasi.

2.5 Radar Kudus “Berbagi Fasilitas Umum Masih Butuh Pembenahan”.
1.      Upaya ini memang tak mudah, namun pada tahun 2008 lalu posisi Kabupaten Grobogan tak lagi begitu mengecewakan.
Ø  Kata “tak” tidak baku diganti saja dengan kata tidak.
Ø  Upaya ini memang tidak mudah, namun pada tahun 2008 lalu posisi Kabupaten Grobogan tidak lagi begitu mengecewakan.
2.  Alhasil, mereka pun akhirnya membuang sampah disembarang tempat.
Ø  Kata “disembarang” tempat harusnya dalam penulisannya dipisah.
Ø  Alhasil, mereka pun akhirnya membuang sampah di sembarang tempat.
3.  Seperti yang terlihat di Terminal Purwodadi, keberadaan tempat sampah masih    sangat minim.
Ø  Kata “di Terminal” harusnya ditulis menggunakan huruf kecil pada awal kata.
Ø  Seperti yang terlihat di terminal Purwodadi, keberadaan tempat sampah masih  sangat minim.

2.6 Kompas “Rusia Berburu Pelatih Bulu Tangkis di Indonesia
1.      Negeri itu tengah mencari pelatih baru bulu tangkis dalam rangka persiapan Olimpiade 2012.
Ø  Kata “tengah” diganti dengan kata sedang, agar menjadi kalimat yang tidak rancu.
Ø  Negeri itu sedang mencari pelatih baru bulu tangkis dalam rangka persiapan Olimpiade 2012.
2.      Setelah anjlok ke urutan ketiga dalam daftar perolehan medali Olimpiade Beijing 2008, Rusia kini mulai menata kembali kekuatan olahraga mereka.
Ø  Kata “anjlok” diganti dengan kata turun.
Ø  Kata “kini” diganti dengan kata sekarang.
Ø  Setelah turun ke urutan ketiga dalam daftar perolehan medali Olimpiade Beijing 2008, Rusia sekarang mulai menata kembali kekuatan olahraga mereka.
3.       Federasi Bulu Tangkis rusia baru saja merampingkan detail program guna mengantar pebulu tangkis mereka naik podium pada 2012.
Ø  Kata “merampungkan” diganti dengan kata menyelesaikan.
Ø  Kata “guna” diganti dengan kata untuk.
Ø  Federasi Bulu Tangkis rusia baru saja merampingkan detail program guna mengantar pebulu tangkis mereka naik podium pada 2012.
4.       Rusia pun kini sibuk mencari pelatih baru berkelas dunia.
Ø  Kata “kini” diganti dengan kata sekarang.
Ø  Rusia pun sekarang sibuk mencari pelatih baru berkelas dunia.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari makalah tersebut adalah kita dapat mengetahui maksud dari kalimat rancu. Kita dapat menganalisis kalimat-kalimat rancu yang banyak terdapat dalam surat kabar atau media massa. Pada penulisan berita-berita di surat kabar belum sepenuhnya menggunakan bahasa baku. Masih ada beberapa yang menggunakan bahasa Daerah atau bahasa yang tidak baku dan belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Saran
Sebaiknya penulisan artikel maupun berita-berita di surat kabar menggunakan kalimat yang efektif dan menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami oleh para pembaca awam dan tidak terkesan rancu dan ambigu. Para wartawan dan jurnalis sebaiknya menguasai tata bahasa baku dan EYD dalam penulisan artikelnya agar bahasa yang ditulis baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikel dalam Suara Merdeka, 29 Maret, 2009, hlm. 27.
ATO, “Rusia Berburu Pelatih Bulu Tangkis Indonesia”, Kompas, 10 Desember, 2008, hlm. 28.
A.  Saiful, “Berbagi Fasilitas Umum Masih Buituh Pembenahan”, Radar Kudus, 25 April, 2009, hlm. 5.
Eneste, Pamusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kusno, B. S. 1990. Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis Ptraktis Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta.
S. Juan Manuel, “ Atletico Sulit Kejar Empat Besar”, Jawa Pos, 25 April, 2009, hlm. 17.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar