Semi (1990: 8)
mengatakan bahwa menulis itu tidak lain dari upaya memindahkan bahasa lisan ke
dalam wujud tulisan, dengan menggunakan lambang-lambang grafen. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Berbeda dengan berbicara
yang juga merupakan kegiatan produktif dan ekspresif, tetapi menggunakan bahasa
lisan.
Dalam menulis, sangat
dibutuhkan keuletan dan ketelitian dalam menggunakan bahasa tulisan, yaitu
harus benar-benar memperhatikan struktur kalimat. Misalnya, penulisan subjek,
predikat, kata kerja, kata benda, penulisan ejaan, pemakaian tanda baca, dan
pemakaian huruf kapital. Kegiatan menulis bukan hanya memindahkan bahasa lisan
ke dalam bahasa tulisan, melainkan menulis itu juga mengungkapkan ide atau
gagasan pokok dari dalam pikiran dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang
berupa lambang-lambang bunyi atau fonem. Di dalam menulis, juga harus dapat
mengoordinasikan antara pemikiran dan pemakaina bahasa dan kata-kata dengan
baik dan benar.
Suhendar dan Supinah (1993:
110) “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain.” Dengan menulis, seseorang akan dapat menyampaikan gagasan atau
pendapatnya kepada orang lain lewat bahasa tulisan. Keterampilan menulis tidak
dapat diperoleh secara otomatis, tetapi harus melalui banyak latihan dan
latihan yang intensif. Keterampilan menulis sangat dibutuhkan bagi kehidupan masyarakat,
sebab keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau
bangsa yang terpelajar.
Keterampilan menulis sebagai
salah satu cara dari empat
keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan
manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan
untuk mencapai maksud dan tujuannya. Menulis adalah kegiatan melahirkan
perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah
berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain
secara tertulis. Selanjutnya, juga dapat diartikan bahwa menulis adalah
menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran dan perasaan
seperti mengarang…Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan
lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang
lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut
(Suriamiharja dkk. 1996:1-2, dalam Purwanti 2007: 20).
Mengarang adalah
mengungkapkan sesuatu secara jujur, tanpa rasa emosional yang berlebih-lebihan,
realistis, dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tak perlu. Pengungkapan
mesti jelas dan tertatur sehingga meyakinkan para pembaca. Maka uraian harus
mencerminkan bahwa si pengarang sungguh-sungguh mengerti atau menghayati apa
yang sedang diuraikannya itu
(Caraka 2002: 12).
(Caraka 2002: 12).
Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan atau buah pikiran dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Buah pikiran itu dapat berupa
pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak kalbu
seseorang yang disampaikan kepada pihak lain dengan wahana batasan tulis, yakni
bahasa yang tidak menggunakan peralatan bunyi dan pendengaran melainkan
berwujud berbagai tanda dan lambang yang harus dibaca.
(Gie 2002: 9).
De Porter dan Hernacki (2003:
179, dalam Arnita 2007: 2) mengatakan bahwa menulis adalah aktifitas otak yang
menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).
Kegiatan menulis juga menuntut seseorang untuk dapat menulis dengan kalimat
yang efektif agar melatih otak untuk berpikir kritis. Otak kanan mempunyai
fungsi kebahasaan, sedangkan otak kiri mempunyai fungsi untuk berpikir logis.
Jika salah satu fungsi otak terganggu, maka akan sangat berpengaruh pada fungsi
otak yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya untuk memberi keseimbangan pada
belahan otak kanan dan otak kiri agar seseorang dapat menghasilkan karya-karya
baru dan inovasi-inovasi baru.
Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung. Menulis adalah suatu proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk
simbol-simbol bahasa (Nurhadi 2005, dalam Ardhana 2009). Dari proses penuangan ide-ide tersebut, maka
seseorang dapat pula mengungkapkan penemuan-penemuan baru tentang pemikirannya.
Selain itu, seseorang dapat juga mencurahkan aspirasinya ke dalam bentuk tulis
sehingga orang lain pun dapat menikmati hasil karyanya tersebut.
Menulis adalah menemukan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Subyantoro 2009:
228).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat
diambil simpulan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan
pikiran, perasaan, dan kehendak ke dalam bentuk suatu tulisan yang berupa
lambang-lambang atau simbol-simbol grafik untuk melukiskan atau menggambarkan
suatu bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain sebagai proses
berkomunikasi.
(Suaidah 2010: 18-21).
(Suaidah 2010: 18-21).
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana. 2009. Strategi dalam
Pembelajaran Menulis. http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/07/strategi-dalam-pembelajaran-menulis-2/.
Diunduh 19 Juni 2009.
Arnita. 2007. Penggunaan Pendekatan Menulis Terpimpin dalam
Pembelajaran Menulis Bagi Siswa Kelas III SDN No.4 Guguk Malintang. Jurnal
Guru. UNNES.
Caraka, Cipta Loka. 2002. Teknik Mengarang. Yogyakarta:
Kanisius.
Gie, The Liang. 2002. Terampil
Mengarang. Yogyakarta: ANDI.
Purwanti, Dewi. 2007. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Deskripsi dengan Model Pembelajaran Pendidikan Luar Ruang dan Media Musik
Klasik pada Siswa Kelas X6 SMA Islam
Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. UNNES.
Semi, Atar. 1990. Menulis
Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Suaidah. 2010. Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskriptif dengan Teknik Pembelajaran Langsung melalui Media Foto pada Siswa Kelas III SD 1 Garung Lor Kaliwungu Kudus. Skripsi. UNNES.
Subyantoro. 2009. Pelangi Pembelajaran
Bahasa (Tinjauan Semata Burung Psikolinguistik). Semarang: Unnes Press.
Suhendar dan Pien Supinah. 1993. Efektivitas
Metode Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar