Jumat, 08 Juni 2012

Explicit Intructions Technical (Teknik Pembelajaran Langsung)


                  Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar  yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends 1997, dalam Trianto 1997: 29).
                 Menurut Kardi 1997: 3, dalam Trianto 1997: 30) pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.
              Kardi dan Nur (2000a: 27, dalam Dzaki 2009) mengatakan bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran langsung berjalan melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan siswa; (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu; (3) memberikan latihan terbimbing; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; (5) memberikan latihan mandiri.
              Model Pembelajaran Langsung merupakan suatu model pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa di dalam mempelajari dan menguasai ketrampilan dasar serta memperoleh informasi selangkah demi selangkah. Ketrampilan dasar yang dimaksud dapat berupa aspek kognitif maupun psikomotorik, dan juga informasi lainnya yang merupakan landasan untuk membangun hasil belajar yang lebih kompleks. Sebelum siswa dapat memperoleh dan memproses sejumlah besar informasi yang akan diterimanya, mereka harus menguasai terlebih dahulu strategi belajar seperti membuat catatan dan merangkum isi materi bacaan. Sebelum siswa dapat berpikir secara kritis, mereka perlu menguasai ketrampilan dasar yang berkaitan dengan logika, membuat referensi dari data, dan mengenal ketidakobjektifan dalam presentasi. Sebelum siswa dapat menulis suatu paragraf mereka dalam menguasai pengkonstruksian kalimat dasar, penggunaan kata-kata dengan benar, dan disiplin diri dalam tugas penulisan (Nur 2009).
                 Konsep dari teknik pengajaran langsung dalam pembelajaran kali ini harus disesuaikan dengan media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu media foto. Dalam hal ini diperlukan tahapan-tahapan untuk dapat menulis paragraf deskriptif dengan baik dan sesuai dengan penggunaan ejaan. Tahapan pertama, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Guru juga bertugas untuk dapat memotivasi siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran. Pada tahap ini, guru mulai memperlihatkan beberapa foto yang ada kaitannya dengan materi yang sedang diajarkan. Kemudian guru membimbing siswa untuk memilih salah satu foto untuk dikembangkan dalam beberapa kalimat.
                 Tahap yang kedua, guru mendemonstrasikan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif selangkah demi selangkah. Guru menyampaikan materi menulis paragraf deskriptif dan menyajikan informasi yang diperlukan oleh siswa. Siswa diarahkan untuk menyusun kalimat berdasarkan foto yang ditampilkan. Kalimat tersebut selanjutnya ditata kembali dengan memperhatikan ejaan. Misalnya, penggunaan tanda titik, tanda koma, tanda seru, tanda tanya, penulisan huruf kapital, dan sebagainya.
                 Ketiga, guru merencanakan serta memberikan bimbingan kepada siswa tentang pelatihan awal menulis paragraf deskriptif. Guru membentuk kelompok diskusi secara berpasangan agar siswa dapat saling bertukar pikiran. Siswa saling memberikan pendapat dan komentar dari tulisan temannya sendiri.
                 Keempat, guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberikan umpan balik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak. Guru memberi balikan langsung dengan tanya jawab terhadap siswa, memantau hasil pekerjaan siswa, dan mengamati serta memperbaiki hasil pekerjaan siswa jika terdapat kesalahan-kesalahan. Sebelumnya, siswa secara berpasangan melakukan penyuntingan dengan cara menandai kata-kata jika masih terdapat ejaan yang salah menurut EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
           Yang terakhir, yaitu tahap kelima, guru memberikan kesempatan pada siswanya untuk melakukan pelatihan lanjutan dengan penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dengan relitas yang ada. Pelatihan lanjutan dapat berupa tugas yang pada minggu depan dibacakan di depan kelas atau pekerjaan siswa tersebut dipajang dalam mading (majalah dinding) di sekolah. Pelatihan yang sangat bagus, jika siswa bersedia untuk mempublikasikan hasil karyanya pada media masa. (Suaidah 2010: 41-44)
 
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.

Sumber:

DAFTAR PUSTAKA



 Djaki, Muhammad Faiq.  2009. Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction). http://ptk.blogspot.com/2009/03/model-pengajaran-langsung-direct.html. Diunduh 23 April 2009.

Nur, Muhammad. 2003. Model Pengajaran Langsung. http://beta,tnial.mil.id/cakrad-cetak.php?id=150. Diunduh 23 April 2009.

Suaidah. 2010. Upaya Peningkatan  Keterampilan Menulis Paragraf Deskriptif dengan Teknik Pembelajaran Langsung melalui Media Foto pada Siswa Kelas III SD 1 Garung Lor Kaliwungu Kudus. Skripsi. UNNES.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.



 Top of FBottom of Fo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar