Model
pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends 1997, dalam Trianto
1997: 29).
Menurut Kardi 1997: 3, dalam
Trianto 1997: 30) pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus
seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang
digunakan.
Kardi dan Nur (2000a: 27, dalam
Dzaki 2009) mengatakan bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran langsung
berjalan melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan
siswa; (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau
demonstrasi tentang keterampilan tertentu; (3) memberikan latihan terbimbing;
(4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; (5) memberikan latihan
mandiri.
Model
Pembelajaran Langsung merupakan suatu model
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa di dalam mempelajari dan
menguasai ketrampilan dasar serta memperoleh informasi selangkah demi selangkah.
Ketrampilan dasar yang dimaksud dapat berupa aspek kognitif maupun
psikomotorik, dan juga informasi lainnya yang merupakan landasan untuk
membangun hasil belajar yang lebih kompleks. Sebelum siswa dapat memperoleh dan
memproses sejumlah besar informasi yang akan diterimanya, mereka harus
menguasai terlebih dahulu strategi belajar seperti membuat catatan dan
merangkum isi materi bacaan. Sebelum siswa dapat berpikir secara kritis, mereka
perlu menguasai ketrampilan dasar yang berkaitan dengan logika, membuat
referensi dari data, dan mengenal ketidakobjektifan dalam presentasi. Sebelum
siswa dapat menulis suatu paragraf mereka dalam menguasai pengkonstruksian
kalimat dasar, penggunaan kata-kata dengan benar, dan disiplin diri dalam tugas
penulisan (Nur 2009).
Konsep dari teknik pengajaran langsung dalam pembelajaran
kali ini harus disesuaikan dengan media yang digunakan dalam pembelajaran,
yaitu media foto. Dalam hal ini diperlukan tahapan-tahapan untuk dapat menulis
paragraf deskriptif dengan baik dan sesuai dengan penggunaan ejaan. Tahapan
pertama, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyusun
paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
Guru juga bertugas untuk dapat memotivasi siswa agar siap untuk mengikuti
pembelajaran. Pada tahap ini, guru mulai memperlihatkan beberapa foto yang ada
kaitannya dengan materi yang sedang diajarkan. Kemudian guru membimbing siswa
untuk memilih salah satu foto untuk dikembangkan dalam beberapa kalimat.
Tahap
yang kedua, guru mendemonstrasikan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif selangkah demi selangkah. Guru menyampaikan materi menulis paragraf
deskriptif dan menyajikan informasi yang diperlukan oleh siswa. Siswa diarahkan
untuk menyusun kalimat berdasarkan foto yang ditampilkan. Kalimat tersebut
selanjutnya ditata kembali dengan memperhatikan ejaan. Misalnya, penggunaan
tanda titik, tanda koma, tanda seru, tanda tanya, penulisan huruf kapital, dan
sebagainya.
Ketiga,
guru merencanakan serta memberikan bimbingan kepada siswa tentang pelatihan
awal menulis paragraf deskriptif. Guru membentuk kelompok diskusi secara
berpasangan agar siswa dapat saling bertukar pikiran. Siswa saling memberikan
pendapat dan komentar dari tulisan temannya sendiri.
Keempat,
guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberikan umpan balik. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan
baik atau tidak. Guru memberi balikan langsung dengan tanya jawab terhadap
siswa, memantau hasil pekerjaan siswa, dan mengamati serta memperbaiki hasil
pekerjaan siswa jika terdapat kesalahan-kesalahan. Sebelumnya, siswa secara
berpasangan melakukan penyuntingan dengan cara menandai kata-kata jika masih
terdapat ejaan yang salah menurut EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
Yang
terakhir, yaitu tahap kelima, guru memberikan kesempatan pada siswanya untuk
melakukan pelatihan lanjutan dengan penerapan kepada situasi yang lebih
kompleks dengan relitas yang ada. Pelatihan lanjutan dapat berupa tugas yang
pada minggu depan dibacakan di depan kelas atau pekerjaan siswa tersebut
dipajang dalam mading (majalah dinding) di sekolah. Pelatihan yang sangat
bagus, jika siswa bersedia untuk mempublikasikan hasil karyanya pada media masa. (Suaidah 2010: 41-44)
Pembelajaran langsung khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi
selangkah.
Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.
Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.
Sumber:
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pembelajaran. http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html7.
Djaki, Muhammad Faiq. 2009. Model
Pembelajaran Langsung (Direct Intruction). http://ptk.blogspot.com/2009/03/model-pengajaran-langsung-direct.html.
Diunduh 23 April 2009.
Nur, Muhammad. 2003. Model Pengajaran Langsung. http://beta,tnial.mil.id/cakrad-cetak.php?id=150.
Diunduh 23 April 2009.
Suaidah. 2010. Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Deskriptif dengan Teknik Pembelajaran Langsung melalui Media Foto pada
Siswa Kelas III SD 1 Garung Lor Kaliwungu Kudus. Skripsi. UNNES.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar