Kelas XI.3 tampak ramai dan
gaduh, suaranya sampai terdengar di luar kelas. Biasa, setelah ulangan semester
biasanya sekolah SMA Galaksi Unno anak-anak OSISnya mengadakan classmeeting. Tetapi
anak-anak yang tidak mengikuti, biasanya mereka hanya ngobrol-ngobrol di kelas.
Heiji yang sedari tadi berada di lapangan olahraga ingin cepat-cepat masuk
kelas dan bergabung dengan yang lainnya. Karena kegaduhan di kelas XI.3 telah
membuat telinga Heiji gatal dan ingin sekali ikut di tengah-tengah keramaian
itu. Setelah Heiji dan kawan-kawan selesai pertandingan sepak bola lawan kelas
XI.5, la langsung beranjak ke ruang ganti. Kemenangan telak ( 3-1 ) untuk kelas
XI.3 VS XI.5. Selang tujuh menit, Heiji sudah rapi dengan baju seragam OSIS
nya. Kemudian dia bergegas menuju kelasnya dan bergabung dengan dengan
anak-anak yang lain.
“Hai . . . guys, lagi pada
ngumpul yach?! Gue ikutan donk, biar tambah seru gitu lohH !!!" Heiji
nyelonong masuk kelas dengan gayanya yang selalu sok penting tetapi teman-teman
selalu saja menggodanya pula dengan bercanda.
“Nggak boleh Ji', udah penuh
nih . . kalau lo masih mau ikut sebaiknya lo mandi dulu dech sana, nanti baru
bias ikutan kita-kita!!”
“Iyaaa
.. . lo dandan yang rapi, trus pakai dasi, topi, dan sepatu. Ntar pasti kita tungguin
dech.” Ines dan Meta bergantian nerocos menggoda Heiji yang semakin tampak
kebingungan.
“Apaan sich,,
orang ingin gabung aja kok ribet banget to?? Malah melebihi peraturan
undang-undang Negara kita tau?!” Heiji pun tidak kalah membela dirinya yang
semakin dikeroyok oleh teman-teman ceweknya.
Tetapi,
belum lama Heiji membela diri, dia sudah dicemooh lagi oleh Cesy yang katanya
sekalian pakai parfum biar tambah wangi gitu lohhH!! He .. . he . . he . .. sejurus sebagian kelas
tertawa cxekikikan terutama Ines, Meta, dan Cesy.
“Sudah-sudah, jangan bercanda
melulu nanti nggak selesai-selesai, udah keburu sore tuhh !! Heiji, kalau lo
mau bergabung silakan duduk di sebelah Abas. Dan kalau lo tidak mau gabung ya silakan keluar
saja. Sebab nanti malah akan mengganggu jalannya diskusi kita-kita." Faiz
mulai berbicara diantara semua anak-anak kelas XI.3, semua anak yang ada di
kelas diam seribu bahasa dan tidak ada satu patah katapun yang keluar dari
mulut mereka. Secara Faiz adalah ketua kelas yang paling disegani di kelas XI.3
SMU Galaksi Unno. Karena sikapnya yang bijaksana dan tegas dalam setiap
mengambil keputusan. Kemudian Heiji dengan tenang beranjak duduk di sebelah
Abas tanpa ada suara sepatah katapun.
Kemudian Faiz mulai
melanjutkan diskusinya tadi. Ia berbicara di depan kelas bahwa untuk mengisi
liburan akhir semester ini mereka sudah sepakat akan pergi bersama-sama satu
kelas. Tetapi mereka belum menentukan tempatnya, lalu Faiz memberikan
kesempatan kepada temen-temen untuk mengeluarkan usulannya atau pendapatnya.
“OK!! Temen-temen yang punya
usulan atau pendapat silakan angkat tangan."Heiji, Abas, dan Meta
mengacungkan tangannya secara bersamaan. Kemudian Faiz menunjuk Heiji untuk berbicara lebih dulu daripada
Abas dan Meta. Faiz menjadi bingung karena yang ingin mengusulkan
pendapatnya, mengacungkan tangan secara bersamaan. Faiz diam sebentar, lalu
dengan sikap tegas dan bijaksana ia pun menunjuk Heiji untuk berbicara duluan
dan mengeluarkan pendapatnya. Karena Heiji yang terakhir datangke kelas, jadi
Faiz ingin memberikan kesempatan itu kepada Heiji.
“ Heiji, kamu duluan. Apa
pendapatmu?!”
Dengan segera Heiji berdiri
dan mulai mengeluarkan pendapatnya kepda teman-teman sekelas yang sudah sedari
tadi mengikuti diskusi.
“Bagaimana kalau kita pergi ke
pantai aja, nanti dengan udara yang segar bisa sekalian untuk bakar-bakar.
Misalnya, kita beli ikan laut lalu sampai di sana kita tinggal membakarna dan
langsung kita makan dech . .. gimana asyik juga kan!!?”
“Eeee .. tunggu dulu, kalau
rencananya seperti itu akan mamakan biaya yang nggak sedikit. Ditambah kita
sekelas yang berangkat, jadi kita juga harus menyewa kendaraan yang besar juga
biar semuanya muat. Kalau gue sih rencananya camping aja lagipula tempatnya
juga dekat. Jadi, kita bias ngumpul-ngumpul dan senang-senang tanpa harus
banyak biaya.”
Namun, Ines langsung memberi
solusi dari permasalahan yang diutarakan oleh Meta. Ines belum selesai dengan
usulannya, sudah ditimpali lagi dengan omongan Cesy. Cesy bilang kalau
seandainya mereka jadi pergi jauh kan juga harus nyiapin inilah . . itulah . . Terlebih lagi yang utama snack, makanan ringan,
dan lain-lain. Laha kalau Cuma uang sepuluh ribu paling-paling hanya bias dapat
makanan aja. Lalu masalah transportasinya / kendaraannya gimana?? Nanti
biayanya makin membengkak. Kalau gue sih lebih setuju dengan usulannya Meta,
yang lebih sederhana dan tapi tetap happy fun!!”
“Sebentar-sebentar, Meta . .
Cesy . . kalau Cuma camping kayaknya kurang seru dech, secara tiap akhir
liburan semesteran kita sudah sering camping bersama, lagipula tempat itu sudah
sering juga kita kunjungi. Kita perlu suasana baru yang lebih fresh. Ya udah
kalau gitu begini aja, kita pergi ke pantai sambil camping biar adil semuanya
dapat. Gimana, setuju????”
Ines langsung buru-buru bilang
setuju, agar tidak didahului oleh teman-temannya yang lain. Akan tetapi, Meta
tetap ngotot dan teguh terhadap pendiriannya dan pendapatnya. Merta merasa
kalau biaya tentang transportasi ata kendaraan yang akan dipakai masih menjadi
kendala yang paling utama. Ee . . malah Meta juga meledek dengan memberi solusi
jalan kaki sampai di tempat yang indah dan mempesona.
Mendengar semua itu, Heiji
langsung berdiri dan mengangkat kedua tangan untuk menenangkan si Meta cerewet
(panggilan Heiji untuk Meta) heiji menjelaskan kalau urusan transportasi, nanti
anak-anak cowok aja yang menyiapkan. Sedangkan anak-anak cewek ya tugasnya
cukup dengan menyiapkan makanan aja.
"Gimana, temen-temen . ..
ukup adil bukan??!
“Kalau Cuma itu sihh, kita
juga kale, masalahnya ntar kita menyewa mobil pakai biaya dari mana?!! Dari
Hongkong . .!!!”Cesy berbicara sinis dan dengan nada yang mengejek
Abas yang sedari tadi hanya
diam, sekarang ini mencoba menunjukkan kedermawanannya. Ia bersedia membawa
mobilnya untuk rekreasi dan demi kepentingan teman-teman sekalian. Abas ikhlas membantu
teman-temannya, agar bisa mengurangi anggaran biaya yang akan dikeluarkan.
“Aduh .. . Mas kalau mobilnya
Cuma satu ya sama aja juga bo’ong donk!!! Paling mentok Cuma bisa diisi dengan
sepuluh orang. Gimana bisa
ikut semuanya, lha temen-temen kita jumlahnya empat puluh orang.” Meta masih
saja tidak setuju dengan keputusan yang paling banyak diambil dan disetujui
oleh temen-temen satu kelas.
“Iyaaaaa . .. mau ditaruh mana
sisanya ?!! Apa di muka lo yang sok kecakepan itu!!! Yaaaa nggak bisa lahhh . .
. Begoo bwanged sihh !!?” Cesy pun juga ikut-ikutan nimbrung manambah-nambahi
kalau ia juga tidak setuju.
“ OK , , OK , , semuanya
tenang. Gue sependapat dengan Abas, kita pakai mobil pribadi kita-kita aja. Gue
siap kok nyediain satu mobil. Tapi syaratnya nggak pakai sopir, kita nyetir
sendiri aja." Faiz mencoba menenangkan keadaan kels yang semakin larut
dalam kegaduhan dan keramaian. Ia juga bersedia untuk menyediakan salah satu
mobilnya untuk acara liburan tersebut. Tetapi, dibalik itu ia punya satu syarat
yaitu mobil yang dibawa harus disetir sendiri dan tida boleh pakai sopir. Karena nanti kalau pakai jasa sopir akan
menambah anggaran biaya dan juga tidak bisa hidup mndiri. Secara, rencana
utamanya kan liburan ke pantai dan sekalian camping dan hal itu sangat penting
untuk melatih kemandirian.
Heiji yang melihat semua
kejadian di depan kelas, tidak mau ketinggalan ia juga mengusulkan untuk
memakai mobilnya yang sering dibawanya pergi dan pulang sekolah. Dan
pendapatnya pasti akan langsung disetujui oleh Faiz sang ketua kelas, sebab
Heiji tidak pakai sopir melainkan mengendarai mobilnya sendiri. Tetapi di lain
pihak Ines masih bingung, karena ia juga ingin membantu teman-teman dengan
membawa salah satu mobilnya yang sering digunakan antar-jemput Ines di
sekolahan. Namun, sayang Ines harus membawa sopir karena ia belum mempunyai
SIM. Faiz pasti akan terang-terangan menolak Ines mentah-mentah.
“Itu masalah gampang, nanti
gue ajak temen gue yang bisa nyetir mobil Nes, gimana lo setuju nggak Nes?!”
Tidak lama kemudian Heiji memberi solusi kepada Ines yang sedang merasa ragu
dan bimbang. Tanpa berpikir panjang Ines langsung setuju dengan usulan Heiji.
Tetapi, sebelumnya Ines juga harus minta ijin dulu sama mama dan papanya. Secara,
ia kan anak manja. Jadi, harus dikawal oleh sopirnya.
“OK, semuanya sudah beres.
Sekarang tinggal Meta sama Cesy. Kalian
bagaimana, setuju apa tidak??!” Faiz melihat ke
arah Meta dan Cesy. Kemudian Meta dan Cesy hanya menganggukkan kepala, tanda
setuju dengan keputusan tersebut. Setelah Faiz bertanya kepada Meta dan
Cesy, kemudian Faiz juga bertanya pada teman-teman sekelas untuk mendapat
kepastian bahwa mereka semua setuju dengan rekreasi ke pantai dan sekaligus
camping. Seusai Faiz bertanya secara serentak dan kompak mereka berkata
SETEJUUUUUU . . . . .
Hari
sudah sore jam sudah menunjuk pukul 17.00 WIB, lalu mereka pulang ke rumah
masing-masing dan diskusinya pun dilanjutkan besoknya. Yaitu waktu pulang
sekolah di waktu yang sama dan tempat yang sama pula.
*
* *
Besoknya mereka pun kembali
berkumpul untuk membahas diskusi kemarin yang belum tuntas. Rencana pun disusun secara mendetail dan
terperinci pertama Faiz menanyakan kepada Ines. Bagaimana dengan mobilnya yang
akan dipakai dalam acara rekreasi kelas. Lalu, Ines menjawab dengan gayanya
yang sok anak manja. Ia mengatakan kapan waktu berangkatnya, karena nanti
segala perlengkapan mobil akan disiapin semua oleh sopirnya.
Yang kedua, Faiz harus bertanya
kepada Heiji tentang kesanggupan teman Heiji yang bisa nyetir dan mau diajak
rekreasi ke pantai sekaligus camping di sana. Heiji yang ditanya Faiz langsung
berdiri sambil mengacungkan jempolnya ke arah Faiz yang menandakan bahwa
semuanya sudah siap dan beres. Tinggal menunggu kepastian kapan waktunya aja.
Setelah masalah transportasi
selesai, Faiz langsung melanjutkan ke urusan dana dan snacknya. Untuk itu
diperlukan seorang bendahara dan seorang seksi konsumsi. Tidak lama kemudian,
Faiz langsung menunjuk Meta dan Cesy sebagai bendahara dan seksi konsumsi. Faiz
melakukan hal tersebut, agar semuanya dapat berjalan dengan mudah dan lancar.
“Emmm , , semuanya sudah beres. Gimana kalau waktunya seminggu setelah liburan,
tepatnya hari sabtu. Kita
kumpul di depan gerbang sekolah SMA Galaksi Unno jam 06.00 WIB. Ingat, nggak
boleh sampai ada yang terlambat.OK!!!!” Faiz berkata dengan tegas dan
berwibawa.
“OK ,, , bozz . . . . . “ Semua anak di kelas
berteriak dengan kompak.
*
* *
Pukul
05.30 WIB, gerbang SMA Galaksi Unno sudah dipadati oleh siswa-siswa kelas XI.3
yang akan rekreasi dan camping di pantai Teluk Awur. Semua sibuk dengan
barang-barang yang di bawanya. Sampai Faiz sang ketua kelas berbicara di
hadapan mereka semua.
“Semuanya sudah berkumpul.
Baik, sekarang akan diabsen lebih dulu agar tau siapa yang belum datang, karena
kurang sepuluh menit lagi kita akan berangkat. Siapkan barang-barang kalian
agar tidak ada yang sampai ketinggalan.”
Namun, selang beberapa waktu
Meta menghampiri Faiz yang sedang berbicara di depan anak-anak kelas XI.3. meta
mengatakan kepada Faiz kalau yang belum hadir hanya tinggal Ines dan Heiji.
Kemudian Meta pun menyarankan Faiz untuk menelepon Ines dan Heiji, siapa tahu
mereka sudah ada dalam perjalanan.
“OK!! Gue akan coba hubungin Ines dulu
085290000929.”Faiz memencet tombol HP-nya, sambil mengeja nomornya untuk memastikan
lagi agar tidak salah.
"TUUUUUUUT . .TUUUUUUUUTT
.. . KLEK!!! Bunyi telepon diangkat.
Di rumahnya, Ines sedang
mengangkat ponselnya dan mulai berbicara. “Hallo . . assalamualaikum” suara
Ines terdengar begitu merdu.
“Nes
,, ini gue Faiz . . lo sekarang lagi ada di mana?! Di sini teman-teman sudah pada
nungguin karena sepuluh menit lagi kita-kita akan segera berangkat. Tinggal lo
sama Heiji.” Faiz menjelaskan pada Ines yang nggak muncul-muncul batang
hidungnya dari tadi. Ines pun menjawab dan tak kalah dengan penjelasan sang
ketua kelas Faiz Zenith. Ines menjelaskan kalau ia juga masih berada di
rumahnya dan sedang menunggu seorang Heiji Daroichie dan seorang temannya lagi
yang mau menyetir mobilnya. Setelah menjelaskan, Ines kemudian menyudahi
pembicaraan dan menutup telepon dariFaiz.
Kemudian
Faiz melanjutkan dengan menelepon Heiji .. . Heiji . .. Heiji . . Faiz
mencari-cari dan memencet huruf H pada nama Heiji di dalam daftar inbox di
ponselnya.
“ Ji’, lo lagi di mana to ?!
Ines udah nungguin lo dari tai di rumahnya lhoooooo, lo cepetan dikit ya Ji’.”
“Iyaaaaaa , , Iyaaaaaa , , ini
gue juga udah sampai di depan gerbang rumahnya nes kok. He .. he.. he.. maaf ya
Iz, tadi gue bangun kesiangan. Habis tadi malam gue nonton sepak bola liga
Italy AC Milan VS Juventus ( 2-1 ). Huhh
. . seru banget dech Iz, sampai-sampai gue lupa tidur dan luap kalau besoknya
gue juga harus nyetir mobil sampai ke Pantai Teluk Awur.”
Setelah itu, Faiz juga meminta
Heiji supaya cepat datang ke sekolah, karena mereka akan berangkat dalam waktu
lima menit lagi.
* *
*
Lima
menit kemudian, setelah Faiz menelepon Ines dan Heiji, Faiz segera berbicara
didepan teman-teman sekelas dengan sikap yang penuh bijaksana dan adil.
"Baiklah teman-teman,
sekarang seharusnya sudah waktunya kita untuk berangkat. Akan tetapi, teman kita yang membawa mobil
yaitu Ines dan Heiji belum juga kelihatan. Kita tunggu mereka sebentar lagi.
OK!!”
Namun, ada beberapa anak yang
mengeluh, karena terlalu lama menunggu Ines dan Heiji. Ada yang komentar
seenaknya sendiri dan ada yang membentak Faiz sampai-sampai Faiz juga sudah
hilang kontrol.
"Iya…….iya………gue janji!! Lima
belas menit lagi kita akan berangkat. Apa kalau enggak kalian berangkat duluan
aja. Lagipula mobilnya masih kurang dua dan sekarang lo maunya kayak
gimana???!!” Faiz berkata dengan keras dan mulai jengkel, lalu Abas menghampiri
Fais dan mencoba menenangkannya. Seketika itu, semua yang berada di depan
gerbang sekolah SMA Galaksi Unno diam membisu.
Abas berusaha menenangkan Faiz
seraya memegang pundaknya. Suasana hening tersebut mulai mereda setelah Meta
berteriak kepada Faiz kalau mobil Heiji dan Ines sudah sampai. Spontan Faiz
celingukan kanan-kiri mencari kedua mobil tersebut.
“Hei bos…………………..!!! maaf ya ,
tadi gue tiba-tiba ga di sangka-sangka kebelet pengen pipis, jadi ya…….?? Agak
lama dikit di rumahnya Ines. Rencananya sih mau langsung berangkat gitu,
e………….malah disuguhi minuman, makanan. Dan lain-lainya lah………….!!! Jadi ya
duduk-duduk bentar.he…………………. nggak pa pa kan???
“Kebanyakan alas an lo!!!!
Yaudah, sekarang teman-teman masuk mobil. Sebentar lagi kita akan berangkat.
Sebelum kita berangkat periksa dulu dweh………….barang-barang kalian tar ada yang
ketinggalan lagi!!!!”
“Dah nggak ada yang
ketinggalan kan??”Tanya Heiji sambil mengajak teman-teman masuk kedalam mobil!!
Faiz
dan teman-teman pun masuk kedalam mobil yang mereka tumpangi masing-masing.
Selama di perjalanan mereka tertawa, dan bercanda ria dan melupakan kejadian
tadi. Yang telah membuat mereka menunggu lama hanya karena seorang Heiji. Setelah puas bercanda tidak terasa
mereka telah sampai di Pantai Teluk Awur. Sesempainya disana mereka turun dari
mobil masing-masing dan segara lari menuju pantai dan berbasah-basah ria.
“Ih……….apa apaan sih
basah tau!!! Kan bajuku jadi
basah!!! Kotor kan???” kata Ines manja.
“Ah centil lu………….namana juga
di pantai ya mesti basah lah………..!!!”
Akhirya
mereka pun bersenang-senang sampai matahari matahari tidak memampakkan sinarnya
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar