Senin, 09 Desember 2013

Cerpen "ACARA LIBURAN"



Kelas XI.3 tampak ramai dan gaduh, suaranya sampai terdengar di luar kelas. Biasa, setelah ulangan semester biasanya sekolah SMA Galaksi Unno anak-anak OSISnya mengadakan classmeeting. Tetapi anak-anak yang tidak mengikuti, biasanya mereka hanya ngobrol-ngobrol di kelas. Heiji yang sedari tadi berada di lapangan olahraga ingin cepat-cepat masuk kelas dan bergabung dengan yang lainnya. Karena kegaduhan di kelas XI.3 telah membuat telinga Heiji gatal dan ingin sekali ikut di tengah-tengah keramaian itu. Setelah Heiji dan kawan-kawan selesai pertandingan sepak bola lawan kelas XI.5, la langsung beranjak ke ruang ganti. Kemenangan telak ( 3-1 ) untuk kelas XI.3 VS XI.5. Selang tujuh menit, Heiji sudah rapi dengan baju seragam OSIS nya. Kemudian dia bergegas menuju kelasnya dan bergabung dengan dengan anak-anak yang lain.

“Hai . . . guys, lagi pada ngumpul yach?! Gue ikutan donk, biar tambah seru gitu lohH !!!" Heiji nyelonong masuk kelas dengan gayanya yang selalu sok penting tetapi teman-teman selalu saja menggodanya pula dengan bercanda.
“Nggak boleh Ji', udah penuh nih . . kalau lo masih mau ikut sebaiknya lo mandi dulu dech sana, nanti baru bias ikutan kita-kita!!”
            “Iyaaa .. . lo dandan yang rapi, trus pakai dasi, topi, dan sepatu. Ntar pasti kita tungguin dech.” Ines dan Meta bergantian nerocos menggoda Heiji yang semakin tampak kebingungan.
                              “Apaan sich,, orang ingin gabung aja kok ribet banget to?? Malah melebihi peraturan undang-undang Negara kita tau?!” Heiji pun tidak kalah membela dirinya yang semakin dikeroyok oleh teman-teman ceweknya.
            Tetapi, belum lama Heiji membela diri, dia sudah dicemooh lagi oleh Cesy yang katanya sekalian pakai parfum biar tambah wangi gitu lohhH!! He .. . he . . he . .. sejurus sebagian kelas tertawa cxekikikan terutama Ines, Meta, dan Cesy.
“Sudah-sudah, jangan bercanda melulu nanti nggak selesai-selesai, udah keburu sore tuhh !! Heiji, kalau lo mau bergabung silakan duduk di sebelah Abas. Dan kalau lo tidak mau gabung ya silakan keluar saja. Sebab nanti malah akan mengganggu jalannya diskusi kita-kita." Faiz mulai berbicara diantara semua anak-anak kelas XI.3, semua anak yang ada di kelas diam seribu bahasa dan tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut mereka. Secara Faiz adalah ketua kelas yang paling disegani di kelas XI.3 SMU Galaksi Unno. Karena sikapnya yang bijaksana dan tegas dalam setiap mengambil keputusan. Kemudian Heiji dengan tenang beranjak duduk di sebelah Abas tanpa ada suara sepatah katapun.
Kemudian Faiz mulai melanjutkan diskusinya tadi. Ia berbicara di depan kelas bahwa untuk mengisi liburan akhir semester ini mereka sudah sepakat akan pergi bersama-sama satu kelas. Tetapi mereka belum menentukan tempatnya, lalu Faiz memberikan kesempatan kepada temen-temen untuk mengeluarkan usulannya atau pendapatnya.
“OK!! Temen-temen yang punya usulan atau pendapat silakan angkat tangan."Heiji, Abas, dan Meta mengacungkan tangannya secara bersamaan. Kemudian Faiz menunjuk Heiji untuk berbicara lebih dulu daripada Abas dan Meta. Faiz menjadi bingung karena yang ingin mengusulkan pendapatnya, mengacungkan tangan secara bersamaan. Faiz diam sebentar, lalu dengan sikap tegas dan bijaksana ia pun menunjuk Heiji untuk berbicara duluan dan mengeluarkan pendapatnya. Karena Heiji yang terakhir datangke kelas, jadi Faiz ingin memberikan kesempatan itu kepada Heiji.
“ Heiji, kamu duluan. Apa pendapatmu?!”
Dengan segera Heiji berdiri dan mulai mengeluarkan pendapatnya kepda teman-teman sekelas yang sudah sedari tadi mengikuti diskusi.
“Bagaimana kalau kita pergi ke pantai aja, nanti dengan udara yang segar bisa sekalian untuk bakar-bakar. Misalnya, kita beli ikan laut lalu sampai di sana kita tinggal membakarna dan langsung kita makan dech . .. gimana asyik juga kan!!?”
“Eeee .. tunggu dulu, kalau rencananya seperti itu akan mamakan biaya yang nggak sedikit. Ditambah kita sekelas yang berangkat, jadi kita juga harus menyewa kendaraan yang besar juga biar semuanya muat. Kalau gue sih rencananya camping aja lagipula tempatnya juga dekat. Jadi, kita bias ngumpul-ngumpul dan senang-senang tanpa harus banyak biaya.”
Namun, Ines langsung memberi solusi dari permasalahan yang diutarakan oleh Meta. Ines belum selesai dengan usulannya, sudah ditimpali lagi dengan omongan Cesy. Cesy bilang kalau seandainya mereka jadi pergi jauh kan juga harus nyiapin inilah  . . itulah . . Terlebih lagi yang utama snack, makanan ringan, dan lain-lain. Laha kalau Cuma uang sepuluh ribu paling-paling hanya bias dapat makanan aja. Lalu masalah transportasinya / kendaraannya gimana?? Nanti biayanya makin membengkak. Kalau gue sih lebih setuju dengan usulannya Meta, yang lebih sederhana dan tapi tetap happy fun!!”
“Sebentar-sebentar, Meta . . Cesy . . kalau Cuma camping kayaknya kurang seru dech, secara tiap akhir liburan semesteran kita sudah sering camping bersama, lagipula tempat itu sudah sering juga kita kunjungi. Kita perlu suasana baru yang lebih fresh. Ya udah kalau gitu begini aja, kita pergi ke pantai sambil camping biar adil semuanya dapat. Gimana, setuju????”
Ines langsung buru-buru bilang setuju, agar tidak didahului oleh teman-temannya yang lain. Akan tetapi, Meta tetap ngotot dan teguh terhadap pendiriannya dan pendapatnya. Merta merasa kalau biaya tentang transportasi ata kendaraan yang akan dipakai masih menjadi kendala yang paling utama. Ee . . malah Meta juga meledek dengan memberi solusi jalan kaki sampai di tempat yang indah dan mempesona.
Mendengar semua itu, Heiji langsung berdiri dan mengangkat kedua tangan untuk menenangkan si Meta cerewet (panggilan Heiji untuk Meta) heiji menjelaskan kalau urusan transportasi, nanti anak-anak cowok aja yang menyiapkan. Sedangkan anak-anak cewek ya tugasnya cukup dengan menyiapkan makanan aja.
"Gimana, temen-temen . .. ukup adil bukan??!
“Kalau Cuma itu sihh, kita juga kale, masalahnya ntar kita menyewa mobil pakai biaya dari mana?!! Dari Hongkong . .!!!”Cesy berbicara sinis dan dengan nada yang mengejek
Abas yang sedari tadi hanya diam, sekarang ini mencoba menunjukkan kedermawanannya. Ia bersedia membawa mobilnya untuk rekreasi dan demi kepentingan teman-teman sekalian. Abas ikhlas membantu teman-temannya, agar bisa mengurangi anggaran biaya yang akan dikeluarkan.
“Aduh .. . Mas kalau mobilnya Cuma satu ya sama aja juga bo’ong donk!!! Paling mentok Cuma bisa diisi dengan sepuluh orang. Gimana bisa ikut semuanya, lha temen-temen kita jumlahnya empat puluh orang.” Meta masih saja tidak setuju dengan keputusan yang paling banyak diambil dan disetujui oleh temen-temen satu kelas.
“Iyaaaaa . .. mau ditaruh mana sisanya ?!! Apa di muka lo yang sok kecakepan itu!!! Yaaaa nggak bisa lahhh . . . Begoo bwanged sihh !!?” Cesy pun juga ikut-ikutan nimbrung manambah-nambahi kalau ia juga tidak setuju.
“ OK , , OK , , semuanya tenang. Gue sependapat dengan Abas, kita pakai mobil pribadi kita-kita aja. Gue siap kok nyediain satu mobil. Tapi syaratnya nggak pakai sopir, kita nyetir sendiri aja." Faiz mencoba menenangkan keadaan kels yang semakin larut dalam kegaduhan dan keramaian. Ia juga bersedia untuk menyediakan salah satu mobilnya untuk acara liburan tersebut. Tetapi, dibalik itu ia punya satu syarat yaitu mobil yang dibawa harus disetir sendiri dan tida boleh pakai sopir. Karena nanti kalau pakai jasa sopir akan menambah anggaran biaya dan juga tidak bisa hidup mndiri. Secara, rencana utamanya kan liburan ke pantai dan sekalian camping dan hal itu sangat penting untuk melatih kemandirian.
Heiji yang melihat semua kejadian di depan kelas, tidak mau ketinggalan ia juga mengusulkan untuk memakai mobilnya yang sering dibawanya pergi dan pulang sekolah. Dan pendapatnya pasti akan langsung disetujui oleh Faiz sang ketua kelas, sebab Heiji tidak pakai sopir melainkan mengendarai mobilnya sendiri. Tetapi di lain pihak Ines masih bingung, karena ia juga ingin membantu teman-teman dengan membawa salah satu mobilnya yang sering digunakan antar-jemput Ines di sekolahan. Namun, sayang Ines harus membawa sopir karena ia belum mempunyai SIM. Faiz pasti akan terang-terangan menolak Ines mentah-mentah.
“Itu masalah gampang, nanti gue ajak temen gue yang bisa nyetir mobil Nes, gimana lo setuju nggak Nes?!” Tidak lama kemudian Heiji memberi solusi kepada Ines yang sedang merasa ragu dan bimbang. Tanpa berpikir panjang Ines langsung setuju dengan usulan Heiji. Tetapi, sebelumnya Ines juga harus minta ijin dulu sama mama dan papanya. Secara, ia kan anak manja. Jadi, harus dikawal oleh sopirnya.
“OK, semuanya sudah beres. Sekarang tinggal Meta sama Cesy. Kalian
bagaimana, setuju apa tidak??!” Faiz melihat ke arah Meta dan Cesy. Kemudian Meta dan Cesy hanya menganggukkan kepala, tanda setuju dengan keputusan tersebut. Setelah Faiz bertanya kepada Meta dan Cesy, kemudian Faiz juga bertanya pada teman-teman sekelas untuk mendapat kepastian bahwa mereka semua setuju dengan rekreasi ke pantai dan sekaligus camping. Seusai Faiz bertanya secara serentak dan kompak mereka berkata SETEJUUUUUU . . . . .
            Hari sudah sore jam sudah menunjuk pukul 17.00 WIB, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing dan diskusinya pun dilanjutkan besoknya. Yaitu waktu pulang sekolah di waktu yang sama dan tempat yang sama pula.

*     *    *
            Besoknya mereka pun kembali berkumpul untuk membahas diskusi kemarin yang belum tuntas. Rencana pun disusun secara mendetail dan terperinci pertama Faiz menanyakan kepada Ines. Bagaimana dengan mobilnya yang akan dipakai dalam acara rekreasi kelas. Lalu, Ines menjawab dengan gayanya yang sok anak manja. Ia mengatakan kapan waktu berangkatnya, karena nanti segala perlengkapan mobil akan disiapin semua oleh sopirnya.
            Yang kedua, Faiz harus bertanya kepada Heiji tentang kesanggupan teman Heiji yang bisa nyetir dan mau diajak rekreasi ke pantai sekaligus camping di sana. Heiji yang ditanya Faiz langsung berdiri sambil mengacungkan jempolnya ke arah Faiz yang menandakan bahwa semuanya sudah siap dan beres. Tinggal menunggu kepastian kapan waktunya aja.
            Setelah masalah transportasi selesai, Faiz langsung melanjutkan ke urusan dana dan snacknya. Untuk itu diperlukan seorang bendahara dan seorang seksi konsumsi. Tidak lama kemudian, Faiz langsung menunjuk Meta dan Cesy sebagai bendahara dan seksi konsumsi. Faiz melakukan hal tersebut, agar semuanya dapat berjalan dengan mudah dan lancar.
“Emmm , , semuanya sudah beres. Gimana kalau waktunya seminggu setelah liburan, tepatnya hari sabtu. Kita kumpul di depan gerbang sekolah SMA Galaksi Unno jam 06.00 WIB. Ingat, nggak boleh sampai ada yang terlambat.OK!!!!” Faiz berkata dengan tegas dan berwibawa.
“OK ,, ,  bozz . . . . . “ Semua anak di kelas berteriak dengan kompak.

*      *      *

            Pukul 05.30 WIB, gerbang SMA Galaksi Unno sudah dipadati oleh siswa-siswa kelas XI.3 yang akan rekreasi dan camping di pantai Teluk Awur. Semua sibuk dengan barang-barang yang di bawanya. Sampai Faiz sang ketua kelas berbicara di hadapan mereka semua.
“Semuanya sudah berkumpul. Baik, sekarang akan diabsen lebih dulu agar tau siapa yang belum datang, karena kurang sepuluh menit lagi kita akan berangkat. Siapkan barang-barang kalian agar tidak ada yang sampai ketinggalan.”
Namun, selang beberapa waktu Meta menghampiri Faiz yang sedang berbicara di depan anak-anak kelas XI.3. meta mengatakan kepada Faiz kalau yang belum hadir hanya tinggal Ines dan Heiji. Kemudian Meta pun menyarankan Faiz untuk menelepon Ines dan Heiji, siapa tahu mereka sudah ada dalam perjalanan.
             “OK!! Gue akan coba hubungin Ines dulu 085290000929.”Faiz memencet tombol HP-nya, sambil mengeja nomornya untuk memastikan lagi agar tidak salah.
"TUUUUUUUT . .TUUUUUUUUTT .. . KLEK!!! Bunyi telepon diangkat.
Di rumahnya, Ines sedang mengangkat ponselnya dan mulai berbicara.          “Hallo . . assalamualaikum” suara Ines terdengar begitu merdu.
            “Nes ,, ini gue Faiz . . lo sekarang lagi ada di mana?! Di sini teman-teman sudah pada nungguin karena sepuluh menit lagi kita-kita akan segera berangkat. Tinggal lo sama Heiji.” Faiz menjelaskan pada Ines yang nggak muncul-muncul batang hidungnya dari tadi. Ines pun menjawab dan tak kalah dengan penjelasan sang ketua kelas Faiz Zenith. Ines menjelaskan kalau ia juga masih berada di rumahnya dan sedang menunggu seorang Heiji Daroichie dan seorang temannya lagi yang mau menyetir mobilnya. Setelah menjelaskan, Ines kemudian menyudahi pembicaraan dan menutup telepon dariFaiz.
            Kemudian Faiz melanjutkan dengan menelepon Heiji .. . Heiji . .. Heiji . . Faiz mencari-cari dan memencet huruf H pada nama Heiji di dalam daftar inbox di ponselnya.
“ Ji’, lo lagi di mana to ?! Ines udah nungguin lo dari tai di rumahnya lhoooooo, lo cepetan dikit ya Ji’.”
“Iyaaaaaa , , Iyaaaaaa , , ini gue juga udah sampai di depan gerbang rumahnya nes kok. He .. he.. he.. maaf ya Iz, tadi gue bangun kesiangan. Habis tadi malam gue nonton sepak bola liga Italy AC Milan VS Juventus  ( 2-1 ). Huhh . . seru banget dech Iz, sampai-sampai gue lupa tidur dan luap kalau besoknya gue juga harus nyetir mobil sampai ke Pantai Teluk Awur.”
Setelah itu, Faiz juga meminta Heiji supaya cepat datang ke sekolah, karena mereka akan berangkat dalam waktu lima menit lagi.

*      *     *

            Lima menit kemudian, setelah Faiz menelepon Ines dan Heiji, Faiz segera berbicara didepan teman-teman sekelas dengan sikap yang penuh bijaksana dan adil.
"Baiklah teman-teman, sekarang seharusnya sudah waktunya kita untuk berangkat.   Akan tetapi, teman kita yang membawa mobil yaitu Ines dan Heiji belum juga kelihatan. Kita tunggu mereka sebentar lagi. OK!!”
Namun, ada beberapa anak yang mengeluh, karena terlalu lama menunggu Ines dan Heiji. Ada yang komentar seenaknya sendiri dan ada yang membentak Faiz sampai-sampai Faiz juga sudah hilang kontrol.
"Iya…….iya………gue janji!! Lima belas menit lagi kita akan berangkat. Apa kalau enggak kalian berangkat duluan aja. Lagipula mobilnya masih kurang dua dan sekarang lo maunya kayak gimana???!!” Faiz berkata dengan keras dan mulai jengkel, lalu Abas menghampiri Fais dan mencoba menenangkannya. Seketika itu, semua yang berada di depan gerbang sekolah SMA Galaksi Unno diam membisu.
Abas berusaha menenangkan Faiz seraya memegang pundaknya. Suasana hening tersebut mulai mereda setelah Meta berteriak kepada Faiz kalau mobil Heiji dan Ines sudah sampai. Spontan Faiz celingukan kanan-kiri mencari kedua mobil tersebut.
“Hei bos…………………..!!! maaf ya , tadi gue tiba-tiba ga di sangka-sangka kebelet pengen pipis, jadi ya…….?? Agak lama dikit di rumahnya Ines. Rencananya sih mau langsung berangkat gitu, e………….malah disuguhi minuman, makanan. Dan lain-lainya lah………….!!! Jadi ya duduk-duduk bentar.he…………………. nggak pa pa kan???
“Kebanyakan alas an lo!!!! Yaudah, sekarang teman-teman masuk mobil. Sebentar lagi kita akan berangkat. Sebelum kita berangkat periksa dulu dweh………….barang-barang kalian tar ada yang ketinggalan lagi!!!!”
“Dah nggak ada yang ketinggalan kan??”Tanya Heiji sambil mengajak teman-teman masuk kedalam mobil!!
            Faiz dan teman-teman pun masuk kedalam mobil yang mereka tumpangi masing-masing. Selama di perjalanan mereka tertawa, dan bercanda ria dan melupakan kejadian tadi. Yang telah membuat mereka menunggu lama hanya karena seorang Heiji. Setelah puas bercanda tidak terasa mereka telah sampai di Pantai Teluk Awur. Sesempainya disana mereka turun dari mobil masing-masing dan segara lari menuju pantai dan berbasah-basah ria.
“Ih……….apa apaan sih basah tau!!! Kan bajuku jadi basah!!! Kotor kan???” kata Ines manja.
“Ah centil lu………….namana juga di pantai ya mesti basah lah………..!!!”
            Akhirya mereka pun bersenang-senang sampai matahari matahari tidak memampakkan sinarnya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar