"menyukai seseorang
memang bukan lagi hal yang mudah dicerna oleh akal sehat, bagi sebagian orang
mungkin itu adalah hal yang sangat mudah. Akan tetapi, bagi aku itu adalah hal
yang sangat aneh dan membingungkan."
Aku tidak tahu harus memulai
dari mana cerita ini, banyak orang menilai bahwa cerita ini hanya fiktif
belaka.
Akan tetapi, aku mencoba
untuk tetap menggeluti kisah ini, karena kisah ini memang terlalu panjang dan
sedikit menguras energy.
Akupun merasa aneh dan bertanya-tanya
bagaimana kisah ini bisa terjadi???
Bagaimana aku bisa
bertemu dengannya?
Apakah hanya kebetulan
belaka?
Ataukah memang sudah
direncanakan oleh Sang Pencipta?
Bagaimana rasa ini bisa
hadir begitu saja?
Dari mana datangnya?
Bahkan aku tidak
mengenalnya walau hanya sedikit saja, yang aku tahu hanya nama dan
pekerjaannya.
Apa ini bisa dikatakan
rasa suka pada pandangan pertama?
Ah tidak, bahkan pertama
ia beretorika aku tidak begitu menghiraukannya.
Sampai ia menyodorkan
sesuatu padaku, dan kamipun bertatap muka walau hanya sebentar.
Saat itu terbesit
sedikit dipikirku, apa ia jodohku? Namun, ketika ia kembali berada di depan,
dan aku menatapnya lagi, dan pikiran itu hilang seketika, sebab jika dilihat
dari gayanya, wajahnya, tutur katanya, ia mungkin sudah punya keluarga yang
bahagia. Dan rasa itupun hilang !
Akupun kembali
menyibukkan diri dengan bersandar pada ponsel dan tasku.
Sampai aku tahu bahwa ia
adalah orang yang ingin dikenalkan oleh Omku. Saat itu juga, aku terus saja
mengingatnya. Aku tidak bisa lupa dengannya. Bahkan, aku mencari sosoknya
ketika ia tidak ada.
Ada apa denganku?
Tidak pernah aku rasakan
suka sedalam ini.
Sebelum aku suka
padanya, aku juga suka dengan dua orang temanku yang sebaya. Saat aku suka
dengan dua temanku, aku tidak bertindak sebodoh ini. Bahkan sampai sekarang,
dua orang temanku tidak pernah tahu bahwa aku pernah menyukai mereka berdua.
Tetapi, untuk kali ini
rasa suka yang aku punya sungguh berbeda dari yang sebelumnya.
Sudah aku coba dengan
berbagai cara untuk bisa melupakannya, tetapi aku terus dan terus saja
mengingatnya.
Ia tak mau pergi dari
pikiranku, menjauh sedikitpun juga tidak.
Ia tidak pernah menjawab
sedikitpun pesanku.
Salahkah aku yang
menyukainya, tetapi dengan sekuat tenaga ingin mencoba melupakannya?
Dalam diriku ada konflik
yang sulit untuk dipisahkan, antara keinginan dan hati kecil.
Tidak aku ingkari, bahwa
ia bukan yang aku idamkan selama ini
Bukan yang aku inginkan
selama ini
Bukan kriteriaku sama
sekali.
Bahkan, ia tidak sebaya
denganku
Namun, tidak aku
pungkiri juga bahwa hati kecil aku memang sangat menyukainya
Jika ditanya apa yang
aku suka darinya?
Aku akan jawab tidak
tahu.
Karena memang sampai
sekarang aku tidak tahu mengapa aku bisa sangat menyukainya hingga melakukan
beberapa hal yang bodoh dan sulit dicerna oleh akal sehat.
Kepada siapa aku harus
bertanya?
Aku sudah coba bertanya
kepada ponsel dengan mengirim beberapa pesan singkat.
Akan tetapi, ponsel itu
tidak pernah membalasnya walau hanya secuil kata saja.
Dan aku terus saja
mengganggunya dan mengganggunya lagi.
Tetapi ia tidak pernah
marah padaku
Ia juga tidak pernah
menegurku
Ia juga tidak pernah
menyalahkan aku
Karena ia mungkin memang
tidak peduli padaku
Meski begitu, aku masih
belum bisa melupakannya
Aku masih terus saja
mengingatnya
Dan aku malah semakin
menyukainya
Keteguhan hatinya yang
aku belum pernah tahu seperti apa, mengisyaratkan bahwa ia memang begitu
istimewa.
Ia begitu istimewa
bagiku, tetapi aku tidak cukup istimewa baginya.
Aku tahu hal itu, meski aku
terlihat begitu kelelahan, tapi aku masih belum menyerah.
Aku lelah ketika harus
berselisih dengan konflik hati nurani dan akal sehat
Aku lelah ketika harus
menahan diri untuk tidak berbicara padanya
Aku lelah harus menahan
diri untuk tidak bertemu dengannya
Aku lelah ketika
melakukan hal-hal bodoh di luar kendaliku
Aku lelah ketika harus
berkhayal dengan imajinasi tingkat dewa
Aku lelah harus bergelut
dengan rasa tertekan seperti terhimpit batu
Aku lelah terus mencoba untuk
tidak melihatnya ketika bersua di jalan raya
Aku lelah harus mecoba
bersikap wajar, padahal yang terjadi adalah hal yang tidak wajar
Aku lelah, lelah, dan
lelah … .
Dengan demikian aku
memilih kata diam saja untuk meredakan gejolak dalam jiwa.
Diam menunggu ketika
momen bersua itu terjadi
Diam untuk menolak
berbicara ketika ia mencoba menelepon
Diam untuk mengenang
segala hal yang telah terjadi
Diam untuk mengembalikan
akal sehatku menjadi normal lagi
Diam untuk mencoba
memahami bagaimana cara kami bertemu
Dan dalam diam itu, aku
merasa semakin gila karena rasa ini tetap mengalir seperti arus sungai yang tak
bisa berhenti begitu saja.
Namun, kata diam yang
ada dalam keheningan telah membuat aku menjadi stress dan galau .. .
Stress karena mencoba
melupakan, tetapi belum juga bisa
Stress karena merasa
tertekan jika tidak mengirim pesan padanya
Stress karena
bertanya-tanya, mengapa aku bisa sesuka itu terhadapnya?
Galau karena setiap hari
pikiranku penuh tentangya
Galau karena harapan
yang terlalu melambung tinggi
Galau ketika berpikir
aku tidak akan pernah bersua dengannya
Galau ketika aku ada
kesempatan, tetapi aku masih ragu
Galau ketika ingin
berucap, tetapi mulut ini seperti terkunci rapat
Galau karena hal itu tak
akan terjadi padaku
Galau karena semua
isyarat dan bahasa yang aku punya tidak bisa membuatnya goyah sedikitpun.
Benarkah, kata pepatah
jika sedang jatuh hati, seseorang akan selalu melakukan hal-hal bodoh?
Hal bodoh yang
seharusnya tidak dilakukan oleh seorang yang terpelajar.
Hal bodoh yang
semestinya tidak dilakukan oleh seorang yang beragama.
Hal bodoh yang sebaiknya
tidak dilakukan oleh seorang yang mengenal hak asasi manusia.
Hal bodoh yang memang
sepertinya harus dihindari oleh seorang yang berpendidikan.
Meski aku memilih kata
diam, dan akupun merasa sedikit lelah, kemudian menjadikanku stress dan galau,
namun daripada itu terbesit rasa syukur yang tiada terhingga .. .
Syukur karena bisa
bersua denganmu, meski hanya tiga kali
Syukur pernah berbicara
denganmu, meski hanya sekali
Syukur karena rasa ini
hadir begitu saja, tanpa permisi
Syukur karena masih bisa
merasakan rasa suka terhadap seseorang
Syukur ketika harus
menyembunyikan rasa sakit dan pedih serta cemburu yang tiada tara dengan
mengatakan aku tidak apa-apa
Maka dengan ini, aku
putuskan bahwa aku menyukai seseorang melalui se-bait doa menjadi pilihan utama
bagiku yang paling pantas aku sematkan namanya dalam sujudku.
Setidaknya ada rasa suka
yang secara tulus melalui doa dalam agama yang aku yakini, menjadi lebih indah
dan bermakna.
Karena memang aku
dibebankan oleh rasa perih dan pedih yang senantiasa ada dalam relung jiwa dan
palung kalbu.
Dan dalam doa ini, akhirnya
semuanya bisa kita kembalikan kepada Sang Khalik .. .
Ikhlas .. . ikhlas .. .
dan ikhlas .. .
Pada hari ini dari semua
pembelajaran yang telah aku dapatkan dari perjalanan ini
Menjadikanku belajar
lebih dalam apa itu ilmu ikhlas .. .
Sebuah wilayah yang
dapat terbentuk ketika aku merasa cukup
Dan tidak meminta lebih
dari yang aku inginkan
Wilayah ini sangat lah
membuatku menjadi tidak berdaya
Di mana aku tidak
memiliki kekuatan untuk membuat semua menjadi mungkin
Di mana aku tidak berani
membangun sebuah pengaharapan yang indah
Di mana aku tidak bisa
memintanya untuk membalas pesanku
Di mana aku tidak bisa
membuatnya bergeser, walau hanya satu mili meter saja
Di mana aku tidak berani
untuk mengatakan secara lisan
“Aku menyukaimu, dan aku
ingin engkau menjadi milikku entah bagaimana caranya, mari kita jalani bersama
dan pastikan hanya untuk kita berdua saja.”
Inilah pilihan terakhir yang kumiliki dengan segenap jiwa
Menyukai dalam keheningan dan kepasrahan
Tanpa berharap, tanpa meminta, dan tanpa memaksa
Meski sangat susah sungguh, dan hampir mustahil bagiku
untuk dapat melupakannya
Semoga aku bisa .. .
Semoga aku bisa melakukannya … .
Dan hingga detik ini, aku masih menyukainya
Dan aku juga sadar, hal itu akan memberi rasa pedih yang
teramat dalam
Karena bagiku, rasa sukaku lebih mudah aku keluarkan
Dan aku akan lebih susah untuk tidak mengingatnya
Dan aku lebih berat lagi untuk dapat melupakannya
Dalam perjalanan ini, yang sedikit melelahkan bagiku
Dalam diam dan keheningan
Dan tentunya dalam sebuah keikhlasan dan kepasrahan yang
teramat dalam
#Dariku
yang akan selalu menyukaimu dalam diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar